Aksi Nyata Pejabat dan Warga Bersihkan Sungai Karang Mumus

SAMARINDA – Sungai Karang Mumus (SKM) kembali menjadi pusat perhatian masyarakat Samarinda. Dalam momentum peringatan Hari Ulang Tahun ke-10 Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM), Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri, mengajak masyarakat untuk terus menjaga sungai dengan semboyan sederhana namun penuh makna: “Jaga Sungai, Lindungi Bumi.”

Seruan itu disampaikan Saefuddin saat membuka lomba memungut sampah di SKM, Minggu (21/09/2025). Di hadapan peserta kegiatan, ia menegaskan pentingnya sungai sebagai sumber kehidupan yang harus dilestarikan.

“Sungai merupakan sumber kehidupan, maka sungai harus dijaga. Jangan membuang limbah atau sampah ke sungai, karena sungai merupakan sumber air baku bagi masyarakat,” ujarnya.

Ia menekankan, keberlangsungan sungai tidak dapat dipisahkan dari peran masyarakat. Dengan tidak membuang sampah, menjaga pepohonan di bantaran, hingga merawat daerah aliran sungai (DAS), kualitas air akan tetap terjaga meski musim kering melanda. “Keterlibatan masyarakat sangat penting dalam menjaga kualitas, kuantitas, dan kontinuitas sungai,” tegasnya.

Komitmen Pemkot Samarinda, kata Saefuddin, adalah menjaga keseimbangan ekosistem sungai dengan melibatkan komunitas dan relawan. Oleh sebab itu, ia tidak hanya hadir dalam seremoni pembukaan, tetapi ikut turun langsung memungut sampah dari permukaan SKM menggunakan speed boat.

Aksi itu juga diikuti sejumlah pejabat, di antaranya Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Samarinda, Muslimin, serta Kepala Pelaksana BPBD Samarinda, Suwarso. Simbolis ini sekaligus menjadi pesan moral bahwa pejabat pun harus memberi teladan nyata dalam menjaga lingkungan. Sungai, menurut Saefuddin, bukanlah tempat pembuangan sampah, melainkan sumber kehidupan dan bagian penting dari ekosistem bumi.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua GMSS-SKM Samarinda, Misman, menegaskan bahwa sungai adalah aset vital bumi. Ia menilai, peran sungai bukan hanya menopang kebutuhan manusia, tetapi juga berbagai makhluk hidup lain.

“Sungai merupakan aset vital bumi, karena keberadaannya bukan saja sebagai sumber kehidupan bagi manusia, tapi juga sumber kehidupan makhluk hidup lain baik yang kasat mata maupun yang tak kasat mata,” jelasnya.

Ia merinci, ekosistem SKM dihuni beragam satwa seperti biawak, burung, dan ikan, hingga jasad renik yang memiliki peran penting bagi keseimbangan alam.

“Jasad renik ini bermanfaat besar bagi semua makhluk hidup karena selain penghasil oksigen juga bisa menyerap polutan,” tambahnya.

Momentum perayaan satu dekade GMSS-SKM sekaligus menegaskan bahwa menjaga sungai adalah kerja bersama. Kolaborasi pemerintah, komunitas, dan masyarakat menjadi fondasi agar SKM tetap lestari, bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk generasi mendatang. []

Diyan Febriana Citra.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *