Aksi Teror Pembakaran Jemuran Gegerkan Warga Ceper Klaten, Polisi Telusuri Motif Pelaku

KLATEN – Warga Dusun Ceper, Desa Ceper, Kecamatan Ceper, Klaten, diguncang ketakutan setelah teror pembakaran jemuran yang menimpa tiga rumah sekaligus pada Senin (10/2/025) dini hari.
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 02.00 WIB ini masih menyisakan misteri, dengan motif pelaku yang belum dapat dipastikan hingga kini.
Menurut informasi yang dihimpun Radar Solo, tiga rumah yang menjadi sasaran teror terletak di RT 03 RW 05, dengan jarak berdekatan. Rumah tersebut milik Warsirah (65), Haryanto (57), dan Jumianto (42).
Kejadian pertama kali diketahui oleh Warsirah, yang mendengar suara aneh seperti “pletek-pletek” dari luar rumahnya. Saat keluar untuk memeriksa, ia terkejut melihat api telah membakar tiga keset dan tiga handuk yang dijemur di hanger.
“Saat itu, rumah saya ada empat orang. Salah satu anggota keluarga sempat keluar rumah sekitar pukul 01.00 WIB, dan tidak ada kejadian. Mungkin setelah itu baru terjadi,” ujar Warsirah saat ditemui di kediamannya, Senin (10/2/2025).
Warsirah dengan cepat berusaha memadamkan api menggunakan air agar tidak merembet ke bagian rumah lainnya. Ia juga memastikan tidak mencium bau bensin atau bahan bakar lain, yang biasanya menjadi indikasi pembakaran yang disengaja. Meski demikian, bekas api yang menghitam di dinding rumah dan terbakarannya sebuah kursi menandakan bahwa peristiwa ini tidak biasa.
Tak jauh dari rumah Warsirah, sekitar 50 meter, rumah milik Haryanto juga menjadi sasaran teror serupa. Haryanto mengaku merasa khawatir setelah menjemur pakaian anaknya di depan rumah, sehingga ia memindahkan sebagian pakaian. Namun, empat pakaian tetap hangus terbakar, meski api berhasil dipadamkan sebelum merembet lebih jauh ke bagian rumah.
Tidak lama setelah itu, aksi teror berlanjut ke rumah Jumianto, yang berjarak sekitar 50 meter dari rumah Haryanto. Kali ini, lebih banyak pakaian yang terbakar, mencapai 30 potong. Jumianto mengungkapkan bahwa ia baru mengetahui kejadian tersebut setelah warga mengetuk pintu rumahnya.
“Saat keluar, sudah ada asap mengepul, dan saya mendengar suara pecahan botol,” ungkap Jumianto. Namun, ia menegaskan tidak menemukan bau bensin atau bahan bakar lain yang mencurigakan.
Meski kejadian ini pertama kali terjadi di kampung tersebut, warga sudah merasa resah dan khawatir aksi serupa bisa terulang. “Ini jelas teror. Warga jadi resah,” tegas Jumianto.
Peristiwa ini segera dilaporkan kepada Polsek Ceper pada Senin siang. Kapolsek Ceper, AKP Nahrowi, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menindaklanjuti laporan tersebut dan sedang melakukan penyelidikan.
“Kami masih dalam tahap penyelidikan dan menggali informasi dari saksi serta korban,” ujar Nahrowi.
Selain itu, polisi juga berupaya mencari rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian untuk menemukan petunjuk lebih lanjut.
“Kami berharap bisa menemukan rekaman CCTV yang mungkin merekam pergerakan mencurigakan,” tambahnya.
Sementara itu, warga berharap pelaku dapat segera terungkap agar rasa aman kembali pulih di lingkungan mereka. []
Nur Quratul Nabila A