Anggota DPRD Harun Al Rasyid, Memulai Karir Politik Tahun 1998
KALTIM – Nama Harun Al Rasyid disebut dalam acara Debat Pilpres perdana, Selasa (12/12/2023) malam, oleh calon presiden yang diusung PKS Anies Baswedan.
Harun Al Rasyid yang disebut Anies Baswedan tercatat sebagai salah satu korban tewas akibat rangkaian kerusuhan 22 Mei 2019. Saat itu Harun masih berusia 15 tahun. Saat itu terjadi bentrok antara massa dan aparat gabungan Brimob Polri dan TNI. Bentrok tersebut terjadi dalam rangkaian aksi demonstrasi menolak hasil Pilpres 2019 di depan Kantor Bawaslu Jakarta Pusat. Dari lokasi itu, bentrokan merembet ke kawasan Tanah Abang dan juga Slipi, Jakarta Barat. Harun Al Rasyid menjadi korban dan sampai saat ini ayahnya masih mencari keadilan. Semoga keadilan itu segera terwujud ketika Anies Baswedan dan PKS berhasil memenangkan kontestasi ini.
Ada nama yang persis sama di PKS. Harun Al Rasyid yang ini adalah salah satu tokoh karismatik sekaligus tokoh panutan masyarakat di Kalimantan Timur, khususnya di Kota Bontang. Selain dikenal sebagai pemuka agama, beliau juga tercatat sebagai anggota DPRD Kaltim periode 2019-2024 dari fraksi PKS. Beliau dilahirkan di Gowa pada tanggal 21 November 1962. Ayahnya bernama Hasanuddin Sabba sedang ibunya bernama Janiba Daeng Bau’. Beliau merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara.
Sejak kecil, orang tua beliau telah menerapkan pola pengasuhan yang sarat akan nilai-nilai agama, berkarakter, serta kedisiplinan. Hal ini pulalah yang menjadi dasar utama mengapa beliau beserta semua saudaranya dimasukkan ke pesantren. Beliau memulai pendidikan formalnya di sebuah sekolah Dasar (SD) Bontomaero (1969-1974) lalu melanjutkan pendidikan SMP-SMA di Pesantren IMMIM (1975-1981) yang kemudian melanjutkan ke perguruan tinggi Universitas Indonesia, Fakultas Hukum (1983-1992). Tidak hanya sampai di situ, beliau juga pernah mengikuti pendidikan Nonformal, antara lain; pertukaran Pelajar American Field (1981-1982), Penataan P4 (1983), serta Kursus Perbankan Syari’ah (1990).
Pada tahun 1993, tepatnya pada tanggal 21 Februari, Harun Al Rasyid mengakhiri masa lajang dengan menikahi seorang gadis bernama Ir. Ria Dewi Kartini. Dari pernikahan tersebut, beliau di karuniai 7 orang anak, 3 laki-laki dan 4 perempuan. 4 orang diantaranya hafidz Quran.
Karir politik beliau dimulai pada tahun 1998 melalui Partai Keadilan di mana saat itu beliau ditunjuk sebagai ketua Bidang Politik dan Hukum DPD PK di Jakarta Timur periode (1998-2001), dengan komitmen mewujudkan nilai keadilan, kesejahteraan, dan persatuan. Sebelum akhirnya, memutuskan untuk hijrah ke Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Di kota Bontang beliau bekerja di sebuah Yayasan Kesejahteraan Hari Tua PT. Pupuk Kalimantan Timur (1998-2004). Sebelum hijrah ke Bontang, beliau sempat bekerja di Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah selama tujuh tahun (1990-1997). Sedangkan karir politik beliau terus berlanjut, hal ini ditandai dengan terpilihnya beliau menjadi ketua DPD PKS Bontang periode 2001-2005, kemudian menjadi ketua DSD PKS periode 2005-2010, dilanjutkan menjadi ketua MPD PKS Bontang periode 2010-2015, lalu menjabat sebagai ketua DSW PKS Kaltim periode 2015-2018. Setelah itu terpilih menjadi ketua DPW PKS Kaltim periode 2018-2020, kemudian terpilih sebagai ketua MPW PKS Kaltim periode 2020-2025 serta terpilih sebaga anggota Majelis Syuro PKS mewakili Kaltim periode 2020-2025.
Kecintaan beliau pada dunia pendidikan serta kesejahteraan masyarakat, mendorong beliau bersama tokoh-tokoh PKS lainnya merancang berdirinya sebuah lembaga pendidikan bernama Asy Syaamil (2001) yang dimulai dari Sekolah Dasar (SD). Awalnya menggunakan ruang di masjid Al Furqon BTN PKT. Namun seiring perkembangan dan kebutuhan kelas, lembaga pendidikan tersebut menyewa dan pindah ke ruangan kosong milik PT Badak di Kanaan, sebelum akhirnya pindah kembali ke gedung milik sendiri di Tanjung Laut. Hingga saat ini tercatat ada sekitar 2000 lebih murid di lembaga pendidikan Asy-Syaamil, mulai dari tingkat Playground sampai dengan tingkat SMA.
Pada tahun 2004 beliau mendaftar diri sebagai bacaleg dari partai PKS dan berhasil terpilih menjadi anggota legislatif periode 2004-2009. Kemudian pada pemilu 2019 beliau terpilih sebagai anggota DPRD Kaltim dari Dapil Bontang, Kutai Timur, dan Berau. Pada pemilu 2019, beliau berhasil mengantongi 10.558 suara pemilih. Saat ini beliau menjabat sebagai Anggota Badan Musyawarah, Anggota Badan Anggaran, Wakil Ketua Badan Kehormatan, Anggota komisi 1, serta Ketua Fraksi PKS dengan masa jabatan periode 2019-2024.
Di pemilu 2024 mendatang beliau kembali mencalon diri sebagai bacaleg tingkat provinsi Kalimantan Timur. Dengan mengusung program kerja berdasarkan tiga fungsi dan tugas anggota dewan, yaitu:
1. Tugas anggaran, di mana programnya memasukkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat dalam penganggaran di bidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan infrastruktur.
2. Tugas pengawasan. Memastikan realisasi anggaran tepat guna, efisien dan berkualitas.
3. Membuat peraturan daerah untuk menghadirkan kepastian hukum, melindungi kepentingan umum dan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat.
Penulis: Azis | Penyunting: Aji Utami