“Angkara Murka” Sajikan Horor Psikologis Bertema Sosial, Tayang Perdana di FEFF 2025 dan Bioskop Indonesia

JAKARTA – Rumah produksi Forka Films mempersembahkan film panjang perdana bertajuk Angkara Murka, sebuah karya yang memadukan horor psikologis dengan realisme sosial.

Film ini dijadwalkan tayang di seluruh jaringan bioskop Indonesia mulai 22 Mei 2025, serta menggelar pemutaran perdana dunia (world premiere) di Far East Film Festival (FEFF) 2025 di Udine, Italia, pada 30 April mendatang.

Disutradarai oleh Eden Junjung, sineas muda yang dikenal lewat karya pendeknya yang kontemplatif, Angkara Murka tidak sekadar menebar teror lewat visual menyeramkan, tetapi juga mengangkat isu-isu struktural yang membelenggu masyarakat kelas bawah, seperti kekuasaan yang rakus, perusakan lingkungan, dan praktik pengorbanan manusia demi keuntungan segelintir pihak.

Film ini dibintangi oleh aktris ternama Raihaanun yang berperan sebagai Ambar, ibu muda yang nekat bekerja di sebuah tambang pasir demi mencari suaminya, Jarot, yang secara misterius menghilang di lokasi tambang tersebut.

Di tengah medan yang keras dan penuh bahaya, Ambar justru harus berhadapan dengan kekuatan-kekuatan tak kasat mata yang menjaga tambang serta praktik ritual tumbal yang menyelimuti wilayah itu.

“Saya tumbuh di kaki gunung yang katanya dihuni setan, tapi seiring waktu saya sadar, ketakutan itu sengaja ditanamkan untuk membungkam. Lereng yang dibilang angker, ternyata jadi ladang tambang ilegal. Itulah horor yang sebenarnya,” ujar Eden Junjung dalam keterangan resmi, Jumat (26/4/2025).

Produser Ifa Isfansyah menyebut Angkara Murka sebagai langkah progresif Forka Films dalam menggabungkan narasi emosional dan kritik sosial dalam bingkai genre horor.

“Kami ingin menyuguhkan pengalaman sinematik yang berbeda. Ceritanya sangat dekat dengan realitas sosial kita, tapi dibawakan dalam bahasa film yang penuh atmosfer dan bisa dinikmati berbagai kalangan,” ujarnya.

Selain Raihaanun, film ini turut diperkuat oleh penampilan Aksara Dena dan Simhala Avadana. Sementara di panggung internasional, Angkara Murka (judul internasional Mad of Madness) akan berkompetisi dalam kategori White Mulberry Award for Best Debut Feature di FEFF 2025—penghargaan bergengsi yang ditujukan untuk sutradara debutan berbakat dari Asia.

Kehadiran Angkara Murka menambah daftar film horor Indonesia yang tidak hanya menghibur tetapi juga menggugah kesadaran kolektif akan ketimpangan sosial yang masih terjadi di banyak pelosok negeri. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *