Angkasa pura I gelar workshop dengan tema “angkasa pura airports sahabat bumi”
Dalam Rangka memperingati hari Lingkungan Hidup seduania perusahaan Badan usaha Milik Negara ( BUMN ) yang memberikan pelayanan lalu lintas udara yang kawasan Indonesia bagian tengah dan kawasan Indonesia bagian timur, melaksanakan workshop lingkungan hidup Dunia dengan tema “ angkasa pura airports sahabat bumi”.
Workshop lingkungan yang dilaksanankan jumat (03/06/2016) di bertempat hotel grand senyiur dihadiri sejumlah General Manager dari angkara pura yang tergabung dalam Angkasa Pura I yakni Bandar Udara Ngurah Rai, Bandar Udara Adi Sumarmo, Bandar Udara Adi Sutjipto, Bandar Udara Achmad Yani, Bandar Udara El Tari, Bandar Udara Frans Kaisiepo, Bandar Udara Sultan Hasanuddin, Bandar Udara Juanda,Bandar Udara Internasional Lombok, Bandar Udara Pattimura, Bandar Udara Sam Ratulangi, Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman,Bandar Udara Syamsuddin Noor, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Balikpapan dan Suryanto, Direktur Operasi PT AP I Wendo Asrul Rose serta Yayasan Bumiasi.
Menurut Wendo Asrul Rose kegiatan ini adalah wujud kepedulian dari Angkasa pura terhadap pengeloaan lingkungan. Adapun agenda kegiatan menurut Wendo yaitu workshop dan akan dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke TPA ( tempat penampungan akhir ) Manggar.
“Sebelumnya kami telah melaksanakan kegiatan seperti ini pada beberapa tempat di Indonesia dan tahun ini kami laksanakan di Balikpapan, sebagai langkah PT Angkasa pura I untuk bersinergi dengan pemerintah kota dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan, dimana seperti diketahui langkahpemkot balikpapan sudah sangat jauh dalam pengelolaan lingkungan”, ungkap nya .
Program inilanjut Wendo, sesuai dengan proram korporasi dari PT AP I yang tertuang dalam Five Strategi Direction.“Dalam Five Strategic Direction itu, disebutkan bahwa selain memberikan pelayanan atau service excellent kepada pengguna jasa juga salah satunya adalah peningkatan pengelolaan environment atau lingkungan”, jadi turunan nya kebawah agaiamana kami mengelola suatu lingkungan yang diharapkan dangan adanya Bandara lingkungannya tidak gersang. “Nah, sebagai pilot projeck atau proyek percontohan yang telah kami lakukan terdapat di Bandar Udara Ngurah Rai Bali dan ini yang pertama untuk seluruh Indonesia”, ungkap Wendo
Dalam pengelolaan Bandara di indonesia ini ada dua yaitu angkasa pura I dan angkasa pura II. “Berikut nya kami menargetkan tiga bandara yaitu bandara SAMS Sepinggan, Makassar dan Juanda surabaya, untuk menerapkan sistem pengelolaan bandara yang ramah lingkungan seperti contoh di bandara Balikpapan dimana sudah menggunakan lampu LED, dan juga bangunan nya lebih banyak menggunakan pencahayaan dari luar”, kata wendo menjelaskan.
Rombongan angkasa Pura I berkunjung ke TPA manggar
Lihat inovasi dari sampah bisa menghasilkan Gas metan yang di ubah menjadi energi listrik dan gas untuk memasak bagi warga
Usai melaksanakan workshop di hotel Grand senyiur rombongan General manager yang tergabung dibawah angkasa pura I melakukan kunjungan lapangan ke tempat penampungan akhir (TPA) Manggar Balikpapan.
Dimana dalam kunjungan nya para rombongan peserta disambut Ka UPTD TPA manggar serta menjelaskan tentang tatacara pegelolaan sampah.
walaupun TPA sampah memang identik dengan kotor dan bau, Namun sangat berbeda dengan TPA Manggar. TPA ini jauh dari kesan kotor dan bau, bahkan TPA Manggar ini bisa menjadi salah satu alternatif Edu Wisata yang sangat menarik untuk keluarga.
Di TPA Manggar ini, Para rombongan mendapat penjelasan dan menyaksikan proses pengolahan sampah mulai dari pemisahan antara sampah anorgani dan juga sampah organik. pengolahan Sampah anorganik menjadi berbagai kerajinan seperti bantal, tempat tisu, hiasan dinding, Vas bunga dan lain-lain. Sedangkan, untuk sampah organik TPA ini mengolahnya menjadi pupuk kompos yang proses pembuatannya juga bisa kita lihat. Dan yang tak kala hebat tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar melakukan sebuah inovasi yang bermanfaat bagi warga sekitarnya. sampah yang ada di TPA tersebut diolah menjadi gas metan yang bahkan di salurkan melalui pipa untuk ratusan rumah dengan radius 3 kilo meter dari lokasi TPA Sampah Manggar.
Dari gas metan ini, dapat dihasilkan api yang biru jernih dan tidak berbau. Api hasil pembakaran gas metan ini juga memberi kemudahan warga penggunanya, bahkan mereka menggunakan gas ini untuk memproduksi makanan ringan yang dimasak dengan bahan bakar tersebut.
“Produk gas metan ini aman digunakan sebagai bahan bakar memasak dan di gunakan untuk mengaliri Listrik diarea sekitar kantor UPTD TPA Manggar yang dihasil kan lewat mobil bekas untuk memutar dinamo listrik dimana bahan bakar nya menggunakan gas metan.
Gas metan ini dibentuk dari sampah-sampah organik, racunnya dibawah 0,00 % berupa H2S, sehingga polusinya aman untuk memasak,” Jelas Teknisi Gas Metan TPA Manggar Saiful Bahri.
Saiful menyebutkan, untuk memproduksi gas metan ini dirinya sudah melakukan studi banding ke sejumlah daerah, diantaranya Malang, Surabaya, Jogjakarta dan Bandung.
“Saya pastikan aman karena terbuat dari sampah organik. Saya ciptakan gas metan ini hasil rangkuman studi banding ke sejumlah daerah yang juga produksi gas metan,” ujarnya
Pengadaan sambungan pipa gas metan sebagai bahan bakar memasak ini merupakan bantuan yang berasal dari dua perusahaan yang beroperasi di sekitar Manggar Balikpapan Timur. Keduanya menyalurkan program CSRnya untuk optimalkan kinerja TPA Sampah Manggar. Gas metan tersebut lantas disalurkan ke rumah warga yang bermukim disekitar TPA Sampah Manggar.
Kepala UPTD TPA Sampah Manggar, Andi Irwan Amran menjelaskan, penerima gas hasil olahan sampah tersebut sejauh ini mencapai sekitar 150 KK.
“Aliran gas ini kami berikan gratis tanpa dipungut biaya. Dan para rombongan pun di suguh makanan pisang goreng yang di goreng dengan menggunakan api dari gas metan.[] Irwanto.s