Anomali Cuaca di Pinrang Picu Penyebaran Penyakit Kresek pada Padi, Petani Resah

PINRANG – Anomali cuaca yang melanda Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, menyebabkan peningkatan serangan hama dan penyakit tanaman, salah satunya penyakit hawar daun atau kresek yang menjadi ancaman serius bagi petani.

Sejumlah petani di Kelurahan Mamminase mengeluhkan tanaman padi mereka yang awalnya hijau dan sehat mendadak mengering serta berubah warna kemerahan. Mereka menduga penyakit yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae ini telah menyerang lahan pertanian mereka.

Serangan penyakit hawar daun atau kresek ini dilaporkan telah menyebar ke tiga kelompok tani di wilayah Mamminase. Hamzah Cambang, seorang petani dari Kelompok Tani Tujuwaliwali, mengaku kesulitan mengidentifikasi penyakit yang menyerang sawahnya yang telah berusia lebih dari dua bulan. Berbagai jenis pestisida telah ia coba gunakan, tetapi tidak memberikan hasil yang memuaskan.

“Sudah beragam pestisida saya semprotkan, tapi kondisinya malah semakin memburuk, daun padi semakin merah,” keluh Hamzah, Selasa (18/2/2025).

Petani menduga bahwa serangan ini dipicu oleh beberapa faktor, seperti penggunaan varietas padi yang rentan, kelembapan tinggi, serta pemupukan nitrogen yang berlebihan. Namun, minimnya pemahaman tentang pengendalian hama membuat mereka kesulitan mencari solusi yang tepat.

Di tengah keresahan petani, perdebatan mengenai penyebab utama penyakit ini pun terjadi. Beberapa petani meyakini bahwa serangan ini murni disebabkan oleh penyakit kresek, sementara yang lain menganggap kondisi tanaman hanya dipengaruhi oleh kurangnya nutrisi. Meski demikian, perbedaan pendapat ini tidak menghasilkan solusi konkret.

Mustamin, salah seorang petani yang lahannya masih aman dari serangan, meminta pemerintah untuk segera turun tangan dan memberikan penyuluhan kepada petani.

“Seharusnya dinas pertanian dan penyuluh lapangan segera turun ke sawah petani agar kami bisa mengetahui cara pengendalian yang benar. Jika dibiarkan, hasil panen bisa terancam,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa penyakit ini berkembang dengan sangat cepat. Dalam hitungan pekan, gejala serangan sudah meluas ke banyak sawah dengan kondisi daun yang mengering seperti terbakar.

Sebagian petani mulai mengambil langkah pencegahan mandiri. Ketua Kelompok Tani Maddupa 2, Baba, rutin memberikan nutrisi tambahan dan melakukan penyemprotan di lahan seluas 2,5 hektare miliknya untuk mengurangi risiko serangan hama. Sementara itu, Ancu, ketua kelompok tani lain di Mamminase, telah menghubungi penyuluh pertanian dan Tim Buser Hama dari Dinas Pertanian Pinrang.

“Saya sudah berkomunikasi dengan tim ahli penyakit dari dinas pertanian, mereka berjanji akan segera turun ke lapangan untuk mengevaluasi kondisi lahan,” ujarnya.

Para petani berharap pemerintah dapat segera merespons situasi ini agar serangan hama tidak mengancam hasil panen raya yang diperkirakan berlangsung pada awal April mendatang. Dengan adanya pendampingan dan langkah pencegahan yang tepat, mereka optimistis dapat mengurangi dampak penyakit kresek pada tanaman padi mereka. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *