Anwar Ibrahim Hubungi Prabowo Bahas Isu Trump hingga Myanmar

JAKARTA – Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Seri Anwar Ibrahim, menjalin komunikasi langsung dengan sejumlah pemimpin negara Asia Tenggara, termasuk Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, dalam rangka membahas isu-isu strategis yang memengaruhi kawasan.
Salah satu topik utama dalam pembicaraan tersebut adalah respons ASEAN terhadap kebijakan tarif baru yang diberlakukan Amerika Serikat.
Dalam pernyataan yang diunggah melalui akun Instagram resminya, @anwaribrahim_my, pada Jumat (2/5/2025), Anwar menyampaikan bahwa komunikasi tersebut juga melibatkan Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah, serta Perdana Menteri Laos, Sonexay Siphandone.
Ia menjelaskan bahwa Malaysia, melalui Kementerian Investasi, Perdagangan, dan Industri (MITI), telah melakukan dialog langsung dengan pihak pemerintah Amerika Serikat sebagai respons atas kebijakan dagang tersebut.
“Malaysia mengambil inisiatif untuk membawa suara kolektif ASEAN dalam upaya membuka ruang dialog dan negosiasi yang konstruktif dengan Amerika Serikat,” ujar Anwar.
Anwar menekankan pentingnya solidaritas regional dalam menghadapi tantangan global, dan mendesak ASEAN untuk bertindak secara kohesif. Menurutnya, kesatuan sikap menjadi kunci dalam melindungi kepentingan jangka panjang kawasan.
Selain isu perdagangan internasional, Anwar juga membahas situasi di Myanmar yang belum menunjukkan tanda-tanda stabilisasi usai kudeta militer tahun 2021.
Ia mengungkapkan telah bertemu dengan dua tokoh kunci dalam konflik tersebut, yakni Jenderal Senior Min Aung Hlaing dari Dewan Administrasi Negara (SAC), serta U Mahn Win Khaing Than dari Pemerintahan Persatuan Nasional (NUG) dalam kunjungannya ke Bangkok.
“Saya menginformasikan kepada para pemimpin ASEAN mengenai hasil pertemuan tersebut sebagai bagian dari upaya mencari penyelesaian damai bagi rakyat Myanmar,” tambahnya.
Anwar juga menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan oleh Indonesia, Brunei, dan Laos atas inisiatif diplomatik Malaysia. Ia menyebut bahwa ketiga negara menyatakan komitmennya untuk mendorong dialog yang konstruktif demi stabilitas Myanmar dan keamanan kawasan secara keseluruhan.
Langkah diplomasi telepon ini dinilai sebagai sinyal kuat bahwa Malaysia sebagai Ketua ASEAN tahun 2025 tengah memainkan peran aktif dalam menghadapi ketegangan global dan regional melalui pendekatan kolektif dan damai. []
Redaksi02