AS dan Houthi Sepakati Gencatan Senjata, Laut Merah Kembali Aman untuk Pelayaran Internasional

WASHINGTON – Setelah berbulan-bulan ketegangan militer dan saling serang di Laut Merah, Amerika Serikat dan kelompok Houthi di Yaman akhirnya menyepakati gencatan senjata yang dijembatani oleh Oman.
Kesepakatan ini diumumkan Rabu (7/5/2025), dan digadang-gadang sebagai langkah besar dalam menjamin keselamatan pelayaran internasional di jalur strategis Laut Merah.
Menteri Luar Negeri Oman, Badr Albusaidi, mengonfirmasi bahwa kesepakatan tercapai setelah diskusi intensif antara pihak terkait.
“Kedua pihak sepakat untuk tidak lagi saling menyerang dan menjamin kebebasan navigasi di Laut Merah,” ujar Albusaidi dalam pernyataan resminya.
Presiden AS Donald Trump menyambut baik kesepakatan tersebut, menyebut Houthi telah menyatakan tak akan lagi menyerang kapal dagang.
“Mereka menyerah. Mereka tidak ingin berperang lagi,” ucap Trump dari Gedung Putih, seraya mengonfirmasi bahwa AS akan menghentikan serangan udaranya terhadap wilayah yang dikuasai Houthi.
Selama tujuh pekan terakhir, serangan udara AS dilaporkan telah menewaskan sekitar 300 orang, berdasarkan klaim pihak Houthi. Namun, meski kesepakatan diumumkan, ketegangan belum sepenuhnya mereda.
Pemimpin politik Houthi, Mahdi al-Mashat, belum memberikan tanggapan resmi atas kesepakatan. Namun, ia menegaskan akan memberi “balasan menyakitkan” terhadap serangan udara Israel di Yaman, yang terjadi hanya beberapa jam sebelum kesepakatan diumumkan.
Israel kembali memperburuk situasi dengan meluncurkan serangan ke Bandara Internasional Sanaa, menghancurkan infrastruktur utama dan menewaskan sedikitnya tiga orang.
Serangan ini disebut sebagai respons atas rudal Houthi yang menghantam area dekat Bandara Ben Gurion, Tel Aviv. Selain bandara, tiga gardu listrik di sekitar Sanaa juga menjadi sasaran, memicu pemadaman listrik luas dan kepanikan warga.
“Anak-anak kami ketakutan. Mereka bahkan takut makan atau ke kamar mandi karena suara serangan udara,” kata Umm Abdallah, warga Sanaa berusia 35 tahun, kepada media lokal.
Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, menyebut eskalasi terbaru ini sebagai “ancaman serius” terhadap stabilitas kawasan dan upaya kemanusiaan.
Bandara Sanaa sendiri baru dibuka kembali untuk penerbangan internasional pada 2022, setelah enam tahun diblokade koalisi pimpinan Arab Saudi. Kini, layanan penerbangan reguler ke Yordania kembali terganggu.
Meski kesepakatan gencatan senjata antara AS dan Houthi menandai peluang deeskalasi, ketegangan dengan Israel berpotensi memicu babak konflik baru.
Laut Merah mungkin kembali aman sementara, tetapi perdamaian jangka panjang masih bergantung pada stabilitas politik regional yang rapuh. []
Nur Quratul Nabila A