AS dan Jepang Sepakati Pemangkasan Tarif Kendaraan

WASHINGTON – Amerika Serikat akan mulai menerapkan penurunan tarif impor untuk mobil dan suku cadang asal Jepang pada 16 September 2025. Kepastian ini pertama kali disampaikan negosiator tarif Jepang, Ryosei Akazawa, melalui unggahan di platform X pada Selasa (09/09/2025).
Menurut Akazawa, kebijakan tersebut telah diatur secara resmi dalam pemberitahuan Federal Register yang diterbitkan pemerintah Amerika Serikat. Dokumen itu sekaligus meresmikan perintah eksekutif Presiden Donald Trump yang berkaitan dengan kesepakatan perdagangan bilateral terbaru antara Washington dan Tokyo.
Pemangkasan tarif hingga 15 persen merupakan tindak lanjut dari kesepakatan dagang yang tercapai pada Juli 2025 lalu. Bagi Jepang, langkah ini dianggap memberi kepastian baru bagi para produsen otomotif, terutama setelah beberapa bulan terakhir industri harus menghadapi tekanan akibat kebijakan tarif tinggi yang sebelumnya diberlakukan Trump dengan alasan keamanan nasional.
Keputusan ini dinilai akan mengubah peta persaingan di pasar otomotif Amerika. Dengan tarif yang lebih rendah, produk kendaraan asal Jepang berpeluang lebih kompetitif dibandingkan periode sebelumnya. Bukan hanya industri otomotif Jepang yang mendapat manfaat, konsumen di AS juga diperkirakan akan merasakan dampak berupa harga yang lebih stabil di pasar kendaraan impor.
Selain itu, kebijakan ini mencerminkan pergeseran pendekatan Washington terhadap mitra dagang utamanya di Asia. Setelah periode penuh ketegangan akibat tarif tinggi, kini pemerintah AS berusaha memperlihatkan fleksibilitas dengan membuka ruang kerja sama yang lebih seimbang.
Bagi Tokyo, kebijakan baru ini menjadi angin segar. Jepang selama ini merupakan salah satu eksportir kendaraan terbesar ke pasar Amerika, dengan nilai perdagangan yang mencapai puluhan miliar dolar setiap tahunnya. Penurunan tarif diperkirakan tidak hanya menekan biaya produksi dan distribusi, tetapi juga mendorong ekspansi lebih luas bagi merek-merek otomotif Jepang di pasar global.
Hubungan dagang AS–Jepang sendiri dikenal strategis, bukan hanya menyangkut kepentingan ekonomi, tetapi juga stabilitas kawasan Asia-Pasifik. Karena itu, banyak pengamat menilai bahwa kebijakan tarif terbaru ini lebih dari sekadar keputusan ekonomi. Ia juga menjadi sinyal politik bahwa kedua negara masih berupaya menjaga keseimbangan kerja sama di tengah persaingan global yang semakin kompleks.
Dengan kebijakan yang mulai berlaku pertengahan September ini, baik Washington maupun Tokyo berharap industri otomotif akan memperoleh kepastian baru, sekaligus memperkuat posisi kedua negara sebagai pemain utama dalam perdagangan dunia. []
Diyan Febriana Citra.