AS Gempur Kapal Penyelundup, 14 Orang Tewas

WASHINGTON DC — Militer Amerika Serikat (AS) melancarkan tiga serangan terhadap empat kapal yang diduga terlibat dalam perdagangan narkoba di perairan Pasifik Timur pada Senin (27/10/2025) waktu setempat. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 14 orang, yang disebut sebagai bagian dari jaringan “narko-teroris”.

Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengumumkan operasi itu pada Selasa (28/10/2025) waktu setempat, dan menegaskan bahwa serangan tersebut dilaksanakan atas perintah langsung Presiden AS Donald Trump. “Kemarin, atas arahan Presiden Trump, Departemen Perang (nama baru Departemen Pertahanan AS) melancarkan tiga serangan kinetik mematikan terhadap empat kapal yang dioperasikan oleh Organisasi Teroris yang Ditetapkan (DTO) yang menyelundupkan narkotika di Pasifik Timur,” ujar Hegseth melalui pernyataan di media sosial X, seperti dikutip Anadolu Agency, Rabu (29/10/2025).

Menurut Hegseth, kapal-kapal yang menjadi target telah lama diawasi oleh intelijen AS karena melintasi jalur perdagangan narkotika internasional dan membawa muatan ilegal. Dari laporan tersebut, delapan orang berada di kapal pertama, empat di kapal kedua, dan tiga di kapal ketiga. Total 14 orang tewas dalam operasi tersebut, sementara satu orang berhasil diselamatkan.

“Semua serangan terjadi di perairan internasional tanpa ada pasukan AS yang terluka,” tambah Hegseth. Ia menjelaskan bahwa setelah serangan, Komando Selatan AS memulai operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) sesuai protokol standar. Otoritas Meksiko disebut telah mengambil alih koordinasi penyelamatan terhadap satu korban yang selamat.

Dalam pernyataannya, Hegseth menegaskan perubahan fokus strategi pertahanan AS yang kini lebih berorientasi pada keamanan nasional. “Departemen telah menghabiskan lebih dari dua dekade membela tanah air orang lain. Sekarang, kita akan membela tanah air kita sendiri,” tegasnya. Ia juga menambahkan bahwa jaringan penyelundup narkoba kini dianggap sebagai ancaman yang setara dengan kelompok teroris internasional. “Para narko-teroris ini telah membunuh lebih banyak warga Amerika dibandingkan Al-Qaeda. Kita akan memburu dan membunuh mereka,” katanya.

Serangan di Pasifik Timur ini merupakan bagian dari kampanye pemerintahan Trump melawan apa yang disebut sebagai “terorisme narkotika”. Sejak September lalu, militer AS telah melakukan serangan terhadap sedikitnya 10 kapal penyelundup, termasuk satu kapal semi-submersible. Berdasarkan data yang dihimpun AFP dari sumber militer AS, total 43 orang telah tewas dalam operasi serupa dalam dua bulan terakhir.

Langkah ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan internasional. Sejumlah pihak menilai kebijakan Trump terlalu agresif dan berpotensi menimbulkan ketegangan diplomatik, terutama di kawasan Amerika Latin yang menjadi jalur utama perdagangan narkotika. Namun, pemerintah AS tetap berpegang pada argumen bahwa tindakan tersebut merupakan langkah tegas dalam menjaga keamanan perbatasan dan melindungi warganya dari ancaman narkoba global. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *