AS Kecam Rencana Prancis Akui Palestina di Sidang PBB

WASHINGTON, D.C. – Hubungan diplomatik antara Amerika Serikat (AS) dan Prancis kembali diuji setelah Presiden Emmanuel Macron mengumumkan rencana negaranya untuk secara resmi mengakui Palestina sebagai negara.
Langkah yang dijadwalkan akan diumumkan dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September mendatang, memicu reaksi keras dari pemerintah AS.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, secara terbuka mengkritik kebijakan Macron tersebut.
Menurutnya, pengakuan terhadap negara Palestina di forum internasional saat ini merupakan tindakan gegabah yang hanya akan memperkeruh upaya perdamaian di kawasan Timur Tengah.
“Keputusan sembrono ini hanya melayani propaganda Hamas dan menghambat perdamaian. Ini adalah tamparan di wajah para korban 7 Oktober,” ujar Rubio, merujuk pada serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, sebagaimana dikutip dari Anadolu, Jumat (25/7/2025).
Sementara itu, Presiden Macron dalam surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas menegaskan komitmen negaranya untuk mendorong solusi dua negara.
Dalam surat tersebut, Macron menyatakan bahwa Prancis telah memutuskan untuk memberikan pengakuan penuh terhadap Palestina sebagai sebuah negara berdaulat.
“Dengan demikian, Prancis akan memberikan kontribusi yang menentukan bagi perdamaian di Timur Tengah dan akan memobilisasi semua mitra internasional yang ingin berpartisipasi,” tulis Macron.
Langkah ini dipandang oleh pengamat internasional sebagai salah satu upaya Prancis mempertegas posisinya dalam geopolitik global, terutama terkait konflik Israel-Palestina.
Di sisi lain, penolakan AS terhadap pengakuan ini menandakan adanya perbedaan tajam dalam pendekatan diplomatik antara dua sekutu lama tersebut.
Sampai saat ini, belum ada tanggapan resmi dari Israel maupun Otoritas Palestina terkait polemik tersebut.
Namun, isu ini dipastikan akan menjadi sorotan utama dalam pertemuan PBB mendatang. []
Nur Quratul Nabila A