AS Terbangkan Pengebom di Dekat Venezuela, Ketegangan Naik
2 Fighter bombers take off in formation on a mission.
WASHINGTON DC — Amerika Serikat kembali menunjukkan kehadiran militernya di kawasan Karibia dengan menerbangkan dua pesawat pengebom strategis B-1B di lepas pantai Venezuela pada Senin (27/10/2025) waktu setempat. Aksi ini menjadi demonstrasi kekuatan ketiga yang dilakukan AS dalam beberapa pekan terakhir, mempertegas ketegangan yang meningkat antara Washington dan Caracas.
Dua pesawat pengebom supersonik jarak jauh tersebut diketahui lepas landas dari pangkalan udara di North Dakota sebelum terbang sejajar dengan pantai Venezuela. Berdasarkan data pelacakan dari situs Flightradar24, pesawat B-1B itu sempat terlihat melintasi wilayah udara internasional di atas Laut Karibia sebelum akhirnya menghilang dari radar.
Menurut laporan AFP, misi penerbangan ini merupakan bagian dari operasi militer AS yang diklaim bertujuan memerangi jaringan penyelundupan narkoba di wilayah Amerika Latin. Namun, tindakan tersebut justru memicu kecurigaan di pihak Venezuela, yang menilai langkah Washington sebagai upaya tersembunyi untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.
Sebelumnya, aksi serupa dilakukan oleh satu pesawat pengebom B-1B pada pekan lalu, serta penerbangan formasi pesawat pengebom B-52 pada awal Oktober. Selain itu, Washington juga telah menempatkan kelompok tempur kapal induk USS Gerald R. Ford di kawasan tersebut dan mengerahkan 10 jet tempur siluman F-35 ke Puerto Rico. Saat ini, tujuh kapal Angkatan Laut AS dikonfirmasi beroperasi di sekitar Laut Karibia.
Dalam operasi militer yang diklaim sebagai bagian dari perang melawan narkotika, pasukan AS telah menyerang sedikitnya 10 kapal yang diduga digunakan untuk penyelundupan. Dari serangan itu, sembilan merupakan kapal biasa dan satu lagi kapal semi-tenggelam. Berdasarkan catatan AFP yang merujuk pada data militer AS, setidaknya 43 orang tewas sejak operasi dimulai pada awal September.
Kendati demikian, Washington hingga kini belum menunjukkan bukti konkret bahwa kapal-kapal yang diserang benar-benar digunakan untuk penyelundupan narkoba. Hal ini memperkuat tudingan Caracas bahwa operasi tersebut memiliki agenda politik terselubung.
Pemerintah Venezuela melalui Presiden Maduro menuding Amerika Serikat tengah “merekayasa perang” untuk mengguncang stabilitas negaranya. “Mereka tidak hanya memprovokasi secara militer, tetapi juga berusaha menebar ketegangan di kawasan,” ujar Maduro dalam pernyataannya yang disiarkan media nasional.
Ketegangan antara kedua negara telah berlangsung selama bertahun-tahun, namun eskalasi terbaru ini menandakan hubungan yang kian memburuk. Pengamat internasional menilai, meskipun AS mengklaim operasi tersebut murni untuk tujuan keamanan regional, penempatan pesawat pengebom dan kapal induk di dekat perairan Venezuela memperlihatkan sinyal politik yang kuat.
Langkah Washington ini disebut-sebut sebagai bentuk tekanan terhadap Caracas sekaligus peringatan kepada negara-negara sekutu Venezuela di kawasan Amerika Selatan. Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari Pentagon terkait tujuan akhir pengerahan kekuatan udara tersebut.
Misi penerbangan B-1B di atas Laut Karibia bukan hanya pamer kekuatan militer, tetapi juga menjadi simbol tarik ulur geopolitik yang kian panas di kawasan barat bumi. []
Siti Sholehah.
