Balap Liar Masih Marak di Kuala Kapuas, Warga Soroti Lambannya Penindakan

KUALA KAPUAS – Aksi balap liar masih menjadi pemandangan rutin yang meresahkan di sejumlah ruas jalan utama Kota Kuala Kapuas. Meski suara deru knalpot terdengar nyaring dan aktivitas berlangsung terang-terangan, aksi kebut-kebutan ini kerap luput dari pantauan aparat kepolisian yang sedang berpatroli.

Pada Sabtu malam (7/6/2025), belasan sepeda motor terlihat memenuhi Jalan Tambun Bungai, diduga dikendarai oleh para remaja. Aksi nekat ini dilaporkan berlangsung hingga dini hari, meski sering kali mendapat peringatan dari pihak kepolisian.

“Setiap Sabtu malam hampir bisa dipastikan terjadi balap liar, terutama di Jalan Tambun Bungai dan Ahmad Yani. Ini sudah seperti kebiasaan, dimulai dari dua motor lalu disusul yang lain. Bahkan hingga larut malam,” ujar Saiful, warga Kuala Kapuas, Minggu (8/6/2025).

Menurut Saiful, fenomena ini tak lagi mengejutkan masyarakat karena telah berlangsung berulang-ulang. Namun ia menyayangkan lemahnya penegakan hukum terhadap pelanggaran lalu lintas tersebut.

“Apakah ini bukan pelanggaran nyata? Bahayanya besar, bukan hanya untuk mereka yang terlibat, tetapi juga pengguna jalan lain. Ini jelas bukan contoh baik bagi generasi muda kita,” tegasnya.

Senada dengan Saiful, Yud—salah seorang relawan kemanusiaan di Kapuas—juga menyoroti maraknya aksi balap liar yang dinilai mencoreng citra Kota Kuala Kapuas sebagai kota yang tertib dan aman.

“Sebagai relawan yang sering menangani evakuasi korban kecelakaan lalu lintas, kami sangat prihatin. Aksi seperti ini hanya memperburuk situasi dan bisa merenggut nyawa,” ungkapnya.

Ia pun menegaskan bahwa jalan raya bukanlah arena balap, dan malam hari bukan alasan untuk berperilaku semaunya. Menurutnya, patroli aparat kepolisian harus lebih terarah dan konsisten, mengingat pola kejadiannya yang berulang.

“Sering terjadi di lokasi dan waktu yang sama. Seharusnya bisa dicegah sejak awal, jangan menunggu ada korban,” tambahnya.

Yud bersama relawan lainnya menyerukan ajakan kepada seluruh elemen masyarakat, termasuk orang tua, tokoh masyarakat, dan aparat penegak hukum untuk tidak menutup mata terhadap fenomena ini. Ia menekankan bahwa edukasi semata tidak cukup jika tidak dibarengi dengan penindakan hukum yang tegas.

“Kalau dibiarkan terus, bukan hanya korban yang akan lahir, tetapi juga budaya pembiaran. Jangan sampai suara knalpot dan kebut-kebutan di malam buta menjadi simbol dari diamnya kita semua,” pungkas Yud.

Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait penindakan terhadap aksi balap liar yang kembali marak di kawasan pusat kota tersebut. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *