Balita Tewas, Ribuan Warga Dievakuasi Akibat Banjir Halmahera

HALMAHERA SELATAN β Pemerintah daerah bersama jajaran instansi vertikal dan relawan kini tengah bahu membahu dalam merespons bencana banjir yang melanda lima kecamatan di Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.
Hujan dengan intensitas tinggi sejak Sabtu (21/6/2025) telah menyebabkan ribuan warga terdampak, termasuk korban jiwa.
Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 15 desa yang tersebar di Kecamatan Bacan, Bacan Selatan, Gane Barat, Gane Timur, dan Gane Timur Selatan terdampak banjir dengan tinggi muka air antara 20 hingga 150 cm.
Banjir ini memaksa sekitar 13.965 jiwa atau 4.182 kepala keluarga (KK) mengungsi ke titik-titik aman.
βSatu balita berusia dua tahun dinyatakan meninggal dunia setelah terbawa arus, dan satu orang mengalami luka akibat sengatan listrik,β ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan resminya, Senin (23/6/2025).
Empat titik pengungsian utama didirikan di Kantor BPBD, Masjid Raya Al-Khairat, Masjid Sultan Bacan, dan SMP Negeri 1 Bacan.
Dapur umum juga telah disiapkan oleh Dinas Sosial dan Tagana di Lapangan Merdeka Labuha dan Desa Amasing Kota Utara untuk memastikan logistik terpenuhi.
Menurut Abdul Muhari, total 1.522 rumah tercatat mengalami dampak, dengan rincian empat rumah rusak berat, tiga rumah rusak ringan, serta tiga jembatan dan satu bronjong sepanjang 40 meter yang mengalami kerusakan signifikan.
Merespons situasi tersebut, Bupati Halmahera Selatan menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir selama 14 hari, mulai 22 Juni hingga 7 Juli 2025, sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Nomor 154 Tahun 2025.
Kebutuhan mendesak saat ini mencakup makanan siap saji, selimut, tikar, terpal, pakaian bersih, serta perlengkapan khusus bagi bayi dan balita.
Pemkab Halmahera Selatan bersama BPBD dan instansi lainnya terus melakukan assessment, evakuasi, distribusi bantuan, dan pelayanan darurat melalui posko yang didirikan di kantor BPBD.
Respons cepat juga datang dari unsur TNI, Polri, Dinas Kesehatan, Basarnas, dan berbagai kelompok relawan. Mereka turut terlibat aktif dalam penanganan banjir dan pemantauan kondisi di lapangan.
Solidaritas dan kolaborasi multipihak menjadi kunci dalam mengurangi dampak bencana ini. Pemerintah daerah terus mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan. []
Nur Quratul Nabila A