Banjir Bandang Jabodetabek Sebabkan Kerugian Rp1,69 Triliun, Bekasi Paling Terdampak

JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bahwa banjir bandang yang melanda Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan kerugian ekonomi dan sosial yang sangat besar. Total kerugian akibat bencana ini mencapai lebih dari Rp1,69 triliun.
Perhitungan tersebut berdasarkan hasil rekapitulasi yang disampaikan dalam rapat koordinasi tingkat menteri yang membahas penanganan serta pengurangan risiko bencana jangka pendek hingga menengah di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) di Jakarta, Kamis (27/3/2025).
“Total nilai kerusakan dan kerugian akibat bencana ini mencapai Rp1.699.670.076.814. Angka ini mencerminkan dampak serius terhadap infrastruktur, perekonomian, dan kehidupan masyarakat di daerah terdampak,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya, Kamis malam.
BNPB mencatat Kabupaten Bekasi menjadi wilayah dengan dampak paling besar akibat banjir ini. Nilai kerusakan dan kerugian di wilayah tersebut mencapai Rp680 miliar, terdiri atas Rp659,1 miliar untuk kerusakan dan Rp20,9 miliar untuk kerugian ekonomi. Kota Bekasi juga mencatat kerugian besar dengan total Rp878,6 miliar, meskipun tanpa laporan kerusakan fisik.
Di wilayah lain, total kerusakan dan kerugian akibat banjir di Jakarta tercatat mencapai Rp1,92 miliar. Sementara itu, Kabupaten Bogor mengalami dampak sebesar Rp96,7 miliar, dan Kota Depok Rp28,8 miliar.
Kabupaten Tangerang mencatat kerugian Rp5,06 miliar tanpa laporan kerusakan signifikan, sedangkan Kota Tangerang dan Tangerang Selatan tidak melaporkan adanya dampak berarti.
Menurut Abdul, sektor perumahan menjadi yang paling terdampak, dengan total kerusakan dan kerugian mencapai Rp1,34 triliun. Infrastruktur juga mengalami kerusakan senilai Rp45,88 miliar, sementara gangguan pada akses transportasi dan fasilitas umum menambah kerugian hingga Rp110,11 miliar. Dengan demikian, total kerugian sektor infrastruktur mencapai Rp155,99 miliar.
Di sektor ekonomi, nilai kerusakan akibat banjir mencapai Rp130,27 miliar, sementara kerugian akibat penurunan aktivitas ekonomi ditaksir sebesar Rp14,18 miliar.
Dampak sosial, termasuk gangguan pada layanan kesehatan dan pendidikan serta meningkatnya kebutuhan bantuan sosial, mencapai Rp36,78 miliar. Selain itu, kerugian lintas sektor mencatat total Rp352,45 juta.
BNPB telah mengambil berbagai langkah untuk mengurangi dampak bencana, termasuk mengoperasikan Modifikasi Cuaca (OMC) guna mengendalikan intensitas hujan di wilayah terdampak.
Selain itu, BNPB telah menyalurkan dana operasional serta bantuan logistik dan peralatan senilai Rp8,22 miliar kepada pihak-pihak terkait dalam upaya penanganan banjir ini.
“Bencana banjir ini tidak hanya merusak infrastruktur fisik, tetapi juga menghambat roda perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, kami akan terus berupaya mengoptimalkan strategi penanganan dan mitigasi bencana,” tutup Abdul. []
Nur Quratul Nabila A