Banjir Besar Landa Medan, 24.874 Jiwa Terdampak Akibat Curah Hujan Tinggi dan Faktor Cuaca Ekstrem
MEDAN – Curah hujan yang tinggi dengan durasi panjang menjadi penyebab utama banjir besar yang melanda Kota Medan, Sumatera Utara.
Fenomena ini diperparah oleh berbagai faktor atmosfer yang menciptakan kondisi cuaca ekstrem di wilayah tersebut.
Kepala Balai BMKG Wilayah I Medan, Hendro Nugroho, menjelaskan bahwa intensitas hujan di Medan berada pada kategori sedang hingga sangat lebat selama beberapa hari terakhir. Hal ini disebabkan oleh beberapa fenomena meteorologi yang saling berinteraksi.
“Fase Madden Julian Oscillation (MJO) dalam sepekan terakhir berada di fase 2 dan 3, yang mendukung peningkatan curah hujan. Nilai Indian Ocean Dipole (IOD) negatif sebesar -0,73 juga berkontribusi membawa kelembapan udara dari Samudra Hindia,” kata Hendro, Kamis (28/11/2024), seperti dilansir Antara.
Selain itu, pengaruh Monsun Asia turut membawa massa udara lembab dari Laut China Selatan menuju Sumatera Utara. Analisis pola angin menunjukkan adanya konvergensi atau pertemuan angin yang menciptakan belokan dan perlambatan di wilayah tersebut.
“Ditambah lagi, bibit siklon tropis 99B yang terpantau di perairan Samudra Hindia barat Sumatra memberikan dampak tidak langsung berupa peningkatan intensitas hujan dengan durasi panjang,” ungkap Hendro.
Kondisi Ini Picu Banjir di Medan Akibat tingginya curah hujan, tiga sungai besar di Kota Medan meluap, yakni Sungai Deli, Sungai Babura, dan Sungai Sei Belawan.
Luapan air sungai ini menyebabkan banjir meluas hingga ke 10 kecamatan, merendam 7.699 rumah, dan berdampak pada 24.874 jiwa. \\
Kepala BPBD Kota Medan, Yunita Sari, menjelaskan bahwa intensitas hujan yang tinggi telah menciptakan 25 titik banjir di wilayah tersebut. Kecamatan yang paling terdampak meliputi Medan Maimun, Medan Johor, Medan Sunggal, Medan Amplas, dan Medan Denai.
“Sebagian warga masih mengungsi ke rumah ibadah, sekolah, dan rumah warga. Namun, sebagian lainnya memilih bertahan di rumah untuk menjaga harta benda,” ujar Yunita.
Analisis Hidrometeorologi BMKG mencatat bahwa fenomena hidrometeorologi seperti ini cenderung meningkat pada akhir tahun. Monsun Asia dan aktivitas siklon tropis sering kali membawa curah hujan tinggi di wilayah Sumatera Utara.
Kombinasi kelembapan udara tinggi, konvergensi angin, dan pengaruh siklon tropis menciptakan hujan dengan intensitas yang tidak biasa.
“Kondisi ini meningkatkan risiko bencana banjir, terutama di wilayah yang memiliki sungai besar atau sistem drainase yang kurang optimal,” ujar Hendro.
Langkah Mitigasi Wali Kota Medan, Bobby Nasution, menyebutkan pihaknya terus berupaya menangani dampak banjir, termasuk dengan mengerahkan bantuan dan personel ke lokasi terdampak.
Langkah antisipasi bencana serupa juga perlu dilakukan, terutama dengan perbaikan sistem drainase dan peningkatan kesadaran masyarakat terkait potensi bencana hidrometeorologi. []
Nur Quratul Nabila A