Banjir Kiriman dari Lereng Gunung Kelud Terjang Kediri, Jalur Plosoklaten-Pare Ditutup Sementara

KEDIRI – Hujan deras yang mengguyur kawasan lereng Gunung Kelud pada Jumat siang (28/2/2025) menyebabkan banjir kiriman yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Kediri. Salah satu daerah yang terdampak adalah Desa Pranggang, Kecamatan Plosoklaten.
Berdasarkan data yang dihimpun, banjir mulai terjadi sekitar pukul 12.00 WIB akibat tingginya curah hujan yang membuat debit air sungai meningkat drastis. Akibatnya, air meluap dan menggenangi jalan utama, sehingga jalur penghubung Plosoklaten-Pare terpaksa ditutup sementara waktu.
Kepala Desa Pranggang, Romadhoni, membenarkan bahwa banjir berasal dari luapan sungai di wilayah lereng Gunung Kelud, tepatnya dari Desa Wonorejo Trisulo, yang secara geografis berada di atas Desa Pranggang.
“Arusnya cukup deras, sehingga kami harus menutup jalan demi keselamatan pengendara. Selain itu, banyak material seperti pasir dan batu yang terbawa air hingga ke jalan,” ujar Romadhoni.
Meskipun ketinggian air tidak terlalu signifikan, arus yang deras tetap menjadi ancaman bagi warga dan pengguna jalan. Kondisi ini diperparah oleh sedimentasi sungai yang membuat daya tampungnya berkurang, sehingga air lebih mudah meluap ke pemukiman dan jalan raya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri, Stefanus Djoko Sukrisno, menyatakan bahwa timnya telah diterjunkan ke lokasi untuk melakukan pemantauan dan pendataan dampak banjir.
“Saat ini tim masih di lapangan untuk memastikan kondisi terkini dan mengambil langkah-langkah penanganan yang diperlukan,” kata Djoko.
Pihak BPBD mengimbau warga yang tinggal di sekitar daerah rawan banjir agar meningkatkan kewaspadaan, terutama saat curah hujan tinggi. Selain itu, pemerintah daerah juga tengah mengupayakan langkah-langkah mitigasi guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang. []
Nur Quratul Nabila A