Banjir Lahar Terjang Dulipali, Tidak Ada Korban Jiwa

FLORES TIMUR — Tindakan evakuasi dini yang dilakukan oleh pemerintah daerah bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terbukti menyelamatkan ribuan jiwa dari bencana banjir lahar dingin Gunung Lewotobi Laki-Laki yang menerjang Desa Dulipali, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (29/7/2025).
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebut bahwa tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut karena warga telah lebih dulu meninggalkan wilayah rawan sejak erupsi terakhir awal Juli lalu.
“Warga di Desa Dulipali sudah mengungsi sejak erupsi terakhir yang terjadi pada 7 Juli lalu. Jadi tidak ada korban jiwa,” ujar Abdul dalam keterangannya di Jakarta.
Lahar dingin yang membawa material vulkanik berupa pasir, kerikil, hingga batuan besar, dipicu oleh hujan lebat yang mengguyur lereng dan puncak Gunung Lewotobi sejak Senin (28/7/2025).
Aliran deras tersebut menghantam jalur pemukiman, menutup jalan Trans Flores, dan melintasi sejumlah wilayah di Desa Nurabelen.
Menurut laporan tim reaksi cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, banjir mengalir melalui empat jalur normalisasi sungai di Desa Nurabelen, yakni Dusun A, Dusun B, jalur TPI, dan Waikula.
Sementara itu, di Desa Dulipali, material lahar masuk hingga ke lingkungan tempat tinggal warga, memperparah kerusakan dan memicu kepanikan.
“Desa Dulipali memang berada di dalam kawasan rawan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Jalur lahar dingin dari puncak gunung mengarah langsung ke wilayah ini, sehingga masuk dalam prioritas evakuasi sejak status gunung dinaikkan,” jelas Abdul.
Saat ini, tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, serta relawan tengah melakukan pembersihan material menggunakan alat berat.
Selain fokus pada pembukaan akses jalan dan normalisasi aliran air, mereka juga menelusuri titik-titik rawan untuk mencegah banjir susulan.
“Tim juga memastikan jalur-jalur air yang tersumbat dibersihkan agar tidak memicu banjir susulan,” kata Abdul.
Sebagai informasi, Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berada pada status Level IV (Awas) menurut Badan Geologi Kementerian ESDM.
Masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius enam kilometer dari kawah aktif dan tujuh kilometer pada sektor barat daya hingga timur laut.
Erupsi terakhir pada 7 Juli 2025 menghasilkan kolom abu setinggi 18.000 meter yang turut memperparah penumpukan material vulkanik di lereng gunung. []
Nur Quratul Nabila A