Banjir Lumpur Rendam Puluhan Rumah di Desa Sindangpakuon Sumedang
SUMEDANG – Tingginya intensitas hujan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir menyebabkan air Sungai Cimande meluap hingga merendam puluhan rumah di Desa Sindangpakuon, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Banjir lumpur setinggi lutut orang dewasa di wilayah perbatasan Sumedang-Bandung ini mulai menggenangi puluhan rumah sejak Minggu (1/12/2024) sore.
Air mulai surut Minggu malam, tapi warga harus ekstra kerja keras membersihkan material banjir lumpur yang masuk hingga ke dalam rumah.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang, Kosdiani Wulandari mengatakan, puluhan rumah yang terendam banjir hingga di atas lutut orang dewasa ini berada di tiga wilayah Rukun Warga (RW).
Terdiri dari Lingkungan Cimande RT 02/08, merendam 35 rumah, yang dihuni 47 kepala keluarga (KK), 134 jiwa.
Lalu, di Lingkungan Cimande RT 01/11, merendam 27 rumah, dengan jumlah KK sebanyak 43, dan dihuni 97 jiwa.
Kemudian, di Lingkungan Cikalama RT 05/10, banjir akibat luapan air Sungai Cimande merendam 12 rumah, dengan 13 dan dihuni 37 jiwa.
“Banjir lumpur terjadi akibat air Sungai Cimande meluap yang disebabkan tingginya intensitas curah hujan dalam beberapa waktu terakhir,” ujar Kosdiani kepada Kompas.com, Senin (2/12/2024).
Kosdiani menuturkan, pendangkalan sungai menjadi faktor yang paling berperan menyebabkan air lumpur dari Sungai Cimande meluap hingga merendam permukiman warga.
“Malam hari air lumpur sudah mulai surut, dengan warga secara mandiri membersihkan material lumpur dari rumahnya masing-masing,” tutur Kosdiani.
Kosdiani menyebutkan, wilayah Desa Sindangpakuwon, umumnya Kecamatan Cimanggung memang menjadi langganan banjir.
Untuk itu, diperlukan penanganan komprehensif dari lintas sektor agar ke depan banjir serupa dapat diminimalisasi.
BPBD Sumedang merekomendasikan supaya dilakukan pengerukan Sungai Cimande yang terjadi akibat pendangkalan.
“Kami imbau, warga untuk lebih waspada, terutama ketika hujan turun tak henti-henti dengan intensitas tinggi,” kata Kosdiani. []
Nur Quratul Nabila A