Banjir Texas Telan 120 Nyawa, Trump Kunjungi Lokasi

TEXAS — Presiden Amerika Serikat ke-45, Donald Trump, akhirnya meninjau langsung kawasan terdampak banjir bandang di Texas yang terjadi pada 4 Juli lalu.

Bencana alam ini menewaskan setidaknya 120 orang dan mengakibatkan ratusan lainnya dinyatakan hilang, sementara kerusakan fisik menyebar luas di kawasan Texas Hill Country.

Trump bertolak menuju Texas Tengah pada Jumat (11/7/2025) waktu setempat, di tengah sorotan tajam terhadap lambatnya respons pemerintah federal dalam menghadapi bencana mematikan ini.

Banyak pihak menilai penanganan pemerintah terlalu terfokus pada aksi penyelamatan pascabencana dan gagal membangun sistem mitigasi yang memadai sebelumnya.

“Ini hal yang mengerikan,” ujar Trump kepada wartawan saat meninggalkan Gedung Putih, dikutip Reuters.

Trump dijadwalkan menemui keluarga korban serta petugas tanggap darurat di lokasi, dan mendengarkan paparan langsung dari pejabat daerah di Kerr County—wilayah paling parah terdampak yang kerap disebut “lorong banjir bandang” akibat sejarah panjang bencana serupa.

Banjir bandang kali ini dipicu oleh curah hujan ekstrem yang mengguyur lebih dari satu kaki dalam waktu kurang dari satu jam. Sungai Guadalupe meluap cepat, meninggi dari 1 kaki menjadi 34 kaki hanya dalam hitungan jam, menyapu perkemahan, pepohonan, dan rumah-rumah.

Sedikitnya 36 anak-anak dilaporkan turut menjadi korban jiwa, sebagian besar peserta perkemahan di Camp Mystic. Pemerintah daerah mengonfirmasi bahwa lebih dari 160 orang masih dinyatakan hilang.

Dalam wawancara dengan NBC, Trump mendukung pengadaan sistem peringatan dini yang sebelumnya ditolak karena keterbatasan dana.

“Setelah menyaksikan peristiwa mengerikan ini, saya membayangkan Anda akan membunyikan alarm dalam bentuk apa pun,” katanya.

Kritik terhadap pemerintah pun menguat. Pejabat lokal dan federal disebut gagal memberi peringatan dini yang layak kepada warga. Sementara itu, Badan Cuaca Nasional (NWS) turut disorot lantaran pemangkasan anggaran yang dituding berdampak pada kualitas respons.

Senator Chuck Schumer meminta audit menyeluruh terhadap kinerja NWS dan dugaan kelalaian pemerintah dalam penganggaran sektor kebencanaan. Pemerintahan Trump bersikukuh bahwa personel dan tanggapan NWS sudah memadai.

Meskipun Trump menyebut banjir ini sebagai “peristiwa sekali dalam 200 tahun,” ia menghindari menjawab langsung soal rencana pengurangan fungsi Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA), lembaga utama penanganan bencana nasional.

“Saya beri tahu di lain waktu,” ujarnya singkat saat ditanya soal masa depan FEMA. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *