Bayi Lahir dengan Kepala dan Badan Terpisah di Tapanuli Selatan, Dinkes Tegaskan Bukan Malapraktik

TAPANULI SELATAN – Insiden tragis terjadi di Puskesmas Pinang Sori, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Senin (18/8/2025). Seorang bayi dilaporkan lahir dengan kondisi kepala dan badan terpisah saat proses persalinan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Tapanuli Tengah menegaskan peristiwa tersebut bukan merupakan kasus malapraktik, melainkan dipicu oleh kondisi medis bayi yang sudah tidak bernyawa sejak dalam kandungan.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Tapteng, Lisna Panjaitan, menjelaskan bahwa bayi telah meninggal dunia sebelum proses persalinan dilakukan.
Hal tersebut menyebabkan tulang bayi lebih lunak dan berisiko tinggi mengalami komplikasi.
“Pada saat pemeriksaan denyut jantung sudah dipastikan bayi meninggal, tetapi tidak kami sampaikan kepada ibu karena khawatir kondisi psikisnya terganggu. Apalagi tensinya cukup tinggi dan berpotensi menyebabkan pendarahan,” ujar Lisna, Rabu (20/8,/2025).
Menurut Lisna, pihak medis juga tidak memberi tahu sang ayah mengenai kondisi bayi karena suasana keluarga dalam keadaan panik.
“Iya, suaminya juga tidak diberitahu soal kondisi bayi yang sudah tidak selamat,” tambahnya.
Lisna menegaskan bahwa sejak awal pihak puskesmas telah menyarankan agar pasien dirujuk ke rumah sakit karena tensi yang cukup tinggi. Namun, keluarga pasien menolak berulang kali.
“Petugas kami sudah empat kali menyarankan rujuk, tetapi ditolak. Karena itu, tim medis hanya bisa berfokus pada penyelamatan ibu melalui tindakan persalinan sesuai standar asuhan persalinan normal,” jelasnya.
Ia menambahkan, semestinya kasus tersebut ditangani di rumah sakit melalui prosedur operasi untuk mengeluarkan bayi.
Kendati demikian, pasien dan keluarga tetap bersikeras melahirkan di puskesmas.
“Pasien dan keluarga sudah menandatangani sejumlah formulir kesepakatan atas tindakan yang dilakukan petugas,” terang Lisna.
Menanggapi tudingan adanya malapraktik, Lisna menegaskan tenaga kesehatan di Puskesmas Pinang Sori telah bekerja sesuai prosedur.
“Tidak ada malapraktik. Semua tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan standar dan SOP yang berlaku,” tegasnya.
Peristiwa ini masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga pasien. Sementara itu, Dinkes Tapteng memastikan akan melakukan evaluasi menyeluruh agar kasus serupa tidak terulang di kemudian hari. []
Nur Quratul Nabila A