BKF: Daya Beli Masyarakat Tetap Kuat, Inflasi Terkendali di Momen Ramadan dan Idul Fitri 2025

JAKARTA — Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menyatakan bahwa daya beli masyarakat Indonesia masih terjaga di tengah dinamika ekonomi global dan domestik.

Hal ini terlihat dari sejumlah indikator yang mencerminkan optimisme konsumen serta pertumbuhan konsumsi rumah tangga.

Salah satu indikator yang mencerminkan kekuatan daya beli adalah Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) yang pada Februari 2025 tercatat sebesar 126,4, menunjukkan posisi di zona optimistis.

Selain itu, Indeks Penjualan Ritel (IPR) juga mengalami pertumbuhan sebesar 0,5% secara tahunan (year-on-year), didorong terutama oleh peningkatan penjualan suku cadang dan aksesori otomotif.

“Perkembangan ini memperkuat harapan bahwa konsumsi domestik masih dapat menjadi kontributor utama bagi pertumbuhan ekonomi di triwulan I 2025,” ujar Febrio dalam pernyataan resminya, Rabu (9/4/2025).

Namun demikian, inflasi Indonesia pada Maret 2025 tercatat meningkat menjadi 1,03% (yoy), setelah sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,09% pada Februari. Peningkatan tersebut sebagian disebabkan oleh berakhirnya kebijakan diskon tarif listrik.

Meski mengalami kenaikan, Febrio menegaskan bahwa inflasi tetap terkendali. Hal itu didukung oleh kestabilan harga pangan selama masa Ramadan dan menjelang Idulfitri.

Dari sisi komponennya, inflasi inti terpantau stabil di angka 2,48% (yoy). Kenaikan harga tercatat pada hampir seluruh kelompok pengeluaran, dengan lonjakan paling signifikan pada kelompok pakaian dan alas kaki akibat meningkatnya permintaan menyambut hari raya.

Sementara itu, inflasi pangan bergejolak sebesar 0,37% terjadi karena penurunan harga beras dan produk unggas, meski beberapa komoditas pangan lain mengalami kenaikan harga secara bulanan.

Adapun komponen harga yang diatur pemerintah masih mencatat deflasi tahunan sebesar 3,16%. Angka ini lebih rendah dibandingkan Februari, dan dipengaruhi oleh kenaikan tarif angkutan antarkota selama masa mudik Lebaran serta berakhirnya subsidi tarif listrik.

“Namun, penerapan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk tiket pesawat berhasil menekan tarif angkutan udara secara bulanan, mencatat deflasi,” jelas Febrio.

Ia menekankan bahwa kombinasi antara daya beli yang tetap solid dan inflasi yang terkendali menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional ke depan. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *