BNPB Imbau Warga Enam Provinsi Hindari Pantai Menyusul Potensi Tsunami Akibat Gempa Rusia

JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau warga di sejumlah wilayah Indonesia timur untuk menjauhi kawasan pantai menyusul potensi tsunami akibat gempa kuat yang terjadi di Rusia.
Langkah ini ditempuh sebagai bentuk antisipasi terhadap kemungkinan datangnya gelombang tsunami dalam beberapa jam ke depan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan bahwa warga di enam provinsi, yakni Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat, diharapkan segera meninggalkan wilayah pesisir.
Pemerintah daerah pun diminta mengambil tindakan proaktif dengan mengosongkan area pantai.
“Secara teknis, formasi teluk seperti ini mulai dari Teluk Youtefa, Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Gorontalo banyak di pesisir pantai. Ini menjadi perhatian agar bisa dikosongkan pada waktu-waktu yang sudah disampaikan Pak Daryono,” ujar Abdul dalam jumpa pers pada Rabu (30/7/2025).
BNPB menegaskan bahwa potensi tsunami tidak selalu langsung terlihat pada gelombang pertama.
Sebaliknya, gelombang besar bisa datang pada gelombang ketiga hingga kelima. Oleh karena itu, masyarakat diminta tidak kembali ke pantai dalam waktu dua hingga tiga jam setelah estimasi awal ketibaan tsunami.
“Jeda waktu tsunami setelah gelombang pertama datang… biasanya gelombang terbesar datang pada gelombang ketiga, keempat, kelima, dan waktunya bisa periode jam,” jelas Abdul.
Meskipun tinggi gelombang diperkirakan di bawah 50 cm, BNPB mengingatkan bahwa risiko tetap tinggi.
“Tsunami 50 cm itu pun bisa membunuh… Kita bisa lihat pengalaman kita di 2011 ada 1 korban jiwa di Jayapura… jadi benar-benar kita waspadai, kita kosongkan dulu daerah pantai,” tambahnya.
Sebelumnya, BMKG mengumumkan estimasi waktu kedatangan tsunami di 10 wilayah dengan rentang waktu sekitar pukul 14.52 hingga 16.30 waktu setempat, termasuk Talaud, Gorontalo Utara, Manokwari, Raja Ampat, Biak Numfor, dan Jayapura.
Masyarakat diimbau tetap tenang namun waspada, dan terus memantau informasi resmi dari BMKG maupun BNPB untuk perkembangan lebih lanjut. []
Nur Quratul Nabila A