Bocah 11 Tahun Tewas Ditembak Tentara Israel di Tepi Barat

TEPI BARAT – Insiden berdarah kembali mengguncang wilayah pendudukan Tepi Barat. Seorang bocah laki-laki berusia 11 tahun bernama Mohammad Hallaq tewas setelah ditembak oleh tentara Israel di Kota Al-Rihiya, selatan Hebron, pada Kamis (16/10/2025).

Dilansir dari AFP, Sabtu (19/10/2025), peluru yang ditembakkan pasukan Israel menembus pinggul korban dan menyebabkan luka parah hingga akhirnya meninggal dunia di tempat kejadian. Peristiwa itu menambah daftar panjang korban anak-anak Palestina dalam konflik berkepanjangan di kawasan tersebut.

Menurut keterangan keluarganya, Mohammad saat itu tengah duduk di depan rumahnya ketika patroli militer Israel melintas. “Ia hanya duduk di depan rumah. Saat itu terjadi konfrontasi antara tentara Israel dan sekelompok pemuda di jalan, lalu mereka menembak ke arah mereka. Padahal posisi Mohammad jauh dari lokasi para pemuda itu,” tutur pamannya yang juga bernama Mohammad Hallaq.

Kesaksian keluarga ini menggambarkan bahwa korban tidak terlibat dalam bentrokan apa pun. Namun, tembakan peluru nyasar dari arah pasukan Israel justru mengenai tubuh bocah tersebut. Insiden ini memicu kemarahan warga sekitar dan menambah ketegangan di wilayah Al-Rihiya yang sejak lama menjadi titik rawan bentrokan antara warga Palestina dan pasukan Israel.

Militer Israel dalam pernyataannya membenarkan bahwa tentaranya melepaskan tembakan di daerah tersebut. “Tentara membalas dengan tembakan ke arah para tersangka yang melempar batu. Tembakan telah teridentifikasi,” tulis keterangan resmi pihak militer.

Pernyataan itu kembali menimbulkan perdebatan terkait tindakan pasukan Israel yang kerap dinilai berlebihan dalam menghadapi warga sipil, termasuk anak-anak. Lembaga kemanusiaan internasional menyerukan agar dilakukan penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut dan menuntut akuntabilitas bagi pihak yang bertanggung jawab.

Penembakan terhadap anak-anak di wilayah Tepi Barat bukanlah kasus pertama. Berdasarkan laporan lembaga HAM Palestina, sepanjang tahun 2025 sudah puluhan anak dilaporkan tewas akibat operasi militer Israel di berbagai wilayah. Kondisi ini memperburuk situasi kemanusiaan dan memperlebar luka sosial di tengah upaya perdamaian yang tak kunjung tercapai.

Warga sekitar kini masih berduka atas kematian Mohammad Hallaq. Ia disebut sebagai anak yang periang dan sering membantu keluarganya di rumah. “Ia tidak melakukan apa pun. Ia hanya duduk di halaman, lalu peluru itu datang entah dari mana,” ujar sang paman dengan suara bergetar.

Tragedi ini kembali menjadi pengingat pahit bahwa di tengah ketegangan politik dan militer, anak-anak Palestina masih harus menanggung beban terberat dari konflik yang tak berkesudahan. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *