Bocah 6 Tahun Ditemukan Tewas Terikat dalam Karung di Belakang Rumah di Pontianak, Ibu Tiri Diduga Kuat Sebagai Pembunuh

PONTIANAK – Ahmad Nizam Alfahri, seorang anak laki-laki berusia 6 tahun, ditemukan tewas di belakang rumahnya, di Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Jasad korban ditemukan dengan keadaan memprihatinkan dalam karung.

Dari penelusuran Jambi Independent, ternyata ibu kandung Ahmad Nizam Alfahri, asal Jambi. Dari sambungan telepon, Fitri Pratiwi, ibu kandung Ahmad Nizam Alfahri, mengungkapkan, anaknya diduga kuat menjadi korban kekerasan oleh ibu tirinya, IFMH. Kini pelaku IFMH telah diamankan oleh pihak kepolisian dan tengah menjalani proses pemeriksaan polisi di Polda Kalimantan Barat.

Ditemani kerabat dari Jambi, Tiwi—sapaannya—terbang ke Kalimantan Barat. Dia memenuhi panggilan penyidik Polda Kalimantan Barat untuk mengikuti prarekonstruksi peristiwa pembunuhan anak kandungnya tersebut.

Prarekonstruksi kasus pembunuhan bocah enam tahun Ahmad Nizam yang dilakukan oleh ibu tirinya berinisial IFMH (24), Sabtu 24 Agustus 2024. Prarekonstruksi yang memperagakan 37 adegan mengungkap fakta penyiksaan pelaku terhadap korban.

Prarekonstruksi itu berlangsung selama tiga jam mulai pukul 11.00-14.00 WIB di lokasi kejadian, Gang Purnama Agung 7, Jalan Purnama, Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Kalbar. Pra rekonstruksi dengan menghadirkan pelaku IF itu, juga dihadiri ibu kandung korban, Tiwi. Warga juga terlihat memadati lokasi tersebut. Mereka meneriaki pelaku ketika digiring keluar seusai prarekonstruksi selesai.

“Saya menyerahkan proses penegakan hukum ke Polda Kalimantan Barat dan berharap pelaku mendapat hukuman setimpal,” ungkapnya.

Atas kepergian sang putra, dia iklas. Namun dia meminta pelaku mendapat hukuman setimpal dengan perbuatan yang dilakukan. Sementara itu jenazah anaknya saat ini telah dikebumikan di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, kampung halaman ayah Nizam.

Tiwi pun mengisahkan, awal terkuaknya kematian Nizam, bahwa awalnya pada Jumat 16 agustus 2024, Fitri Pratiwi mencoba menghubungi putranya. Namun ibu sambung korban, menolak dengan alasan sedang hujan deras.

“Saya biasanya komunikasi dengan Nizam 2 hari atau 3 hari sekali melalui video call dengan ibu sambungnya,” sebutnya.

Kemudian, Fitri mencoba kembali menghubungi ibu sambung korban, pada Senin, 19 Agustus 2024. Namun lagi-lagi ibu sambung korban menolak dengan alasan ada kegiatan pasca perayaan HUT kemerdekaan RI.

“Pada hari Selasa saya coba hubungi lagi, namun tidak ada respon juga, hari Rabu ibu sambungnya menelpon saya menanyakan keberadaan Nizam, katanya Nizam hilang, jadi Kemudian saya up ke sosial media terkait hilangnya anak saya,” jelasnya.

Fitri melanjutkan bahwa, pada hari Kamis, 22 Agustus 2024, ayah kandung korban menghubunginya, dan mengatakan bahwa, Nizam telah meninggal dunia.

“Tapi papa Nizam tidak memberi tahu saya apa yang sebenarnya terjadi sampai Nizam meninggal, jadi saya belum tau penyebabnya apa,” ujarnya.

Fitri menyampaikan bahwa, tak lama setelah itu, ada netizen yang merupakan tetangga Nizam menghubunginya, mengatakan bahwa, Nizam meninggal dunia karena dibunuh oleh ibu sambungnya.

“Nizam ditemukan oleh ayahnya di dalam karung di belakang rumahnya dalam kondisi yang sudah mulai membusuk,” tuturnya.

“Kemudian saya baru tahu setelah kabar meninggalnya Nizam, bahwasanya guru Nizam ibu Annur, saya sempat menelpon beliau, bahwa dua Minggu yang lalu melihat ada lebam di muka Nizam, saat itu Nizam mengaku jatuh terantuk pintu,” katanya.

Kemudian, Guru Nizam juga mendapatkan informasi dari wali kelas Nizam yang di TK, Ibu Ade bahwasanya sering menemukan lebam di tubuh Nizam.

“Selama ini, saya video call Nizam ga pernah ngadu, selalu ngomong baik-baik aja, dan setiap video call sudah mandi, dan sudah makan, tidak ada gelagat yang mencurigakan,” tutupnya. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *