BPBD Kaltim Peringatkan Potensi Bencana, Banjir dan Longsor Mendominasi

SAMARINDA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur (Kaltim) menyatakan bahwa provinsi ini memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana banjir dan tanah longsor. Berdasarkan kajian kebencanaan yang telah dilakukan, dua jenis bencana ini menjadi ancaman utama bagi masyarakat Kaltim.
“Dari 14 jenis bencana yang telah kami kaji, yang paling sering terjadi di Kaltim adalah banjir dan tanah longsor,” ujar Analis Kebijakan Ahli Muda BPBD Kaltim, Sugeng Priyanto, di Samarinda, Rabu (26/2/2025).
Ia menjelaskan bahwa kajian risiko bencana telah dilakukan di 10 kabupaten/kota di Kaltim. Hampir semua daerah tersebut rawan terhadap banjir akibat kondisi geografis yang didominasi dataran rendah. Bahkan, kota-kota besar seperti Samarinda dan Balikpapan kerap mengalami banjir yang disertai tanah longsor, terutama saat intensitas hujan tinggi.
Selain banjir dan tanah longsor, Kaltim juga memiliki potensi bencana lain, seperti kebakaran hutan dan lahan (karhutla), angin puting beliung, serta gelombang pasang di wilayah pesisir. Oleh karena itu, BPBD telah memetakan daerah-daerah rawan bencana guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
Sebagai langkah mitigasi, BPBD Kaltim terus mengedukasi masyarakat tentang cara menghadapi bencana melalui sosialisasi dan simulasi tanggap darurat.
“Kami juga telah membentuk tim reaksi cepat yang bertugas menangani bencana secara sigap,” tambah Sugeng.
Ia mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bencana serta tidak panik saat bencana terjadi. Jika menghadapi banjir, warga diminta mencari tempat lebih tinggi, menghindari berjalan di arus air, mematikan listrik jika air mulai masuk ke rumah, dan segera mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
“Jika terjadi bencana, segera laporkan ke BPBD atau instansi terkait agar dapat ditangani dengan cepat,” imbaunya.
Selain kesiapsiagaan, Sugeng juga menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Menurutnya, kerusakan ekosistem menjadi salah satu faktor utama pemicu bencana. Oleh sebab itu, ia mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga daerah resapan air.
Dalam upaya penanganan bencana, BPBD Kaltim terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah serta instansi terkait untuk memastikan respons yang cepat dan tepat.
“Kami selalu bersinergi dengan semua pihak dalam menghadapi bencana, agar dampaknya bisa diminimalkan,” tutupnya.
Dengan meningkatnya kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat, diharapkan Kaltim dapat lebih tangguh dalam menghadapi potensi bencana di masa mendatang. []
Nur Quratul Nabila A