BPOM Pastikan Efek Samping Vaksin TBC Tidak Membahayakan Jiwa

JAKARTA — Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI), Prof. Dr. Taruna Ikrar, memastikan bahwa efek samping dari vaksin tuberkulosis (TBC) yang tengah diuji dan didukung pendanaannya oleh Bill & Melinda Gates Foundation tidak membahayakan jiwa.

Hal ini disampaikan Taruna saat ditemui di Kantor BPOM, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025).

“Efek samping yang ditemukan dalam uji klinis fase 1 dan 2 memang berupa peningkatan suhu tubuh atau demam. Namun, gejala tersebut bersifat ringan dan lazim terjadi pada hampir semua jenis vaksin,” ujar Taruna.

Ia menegaskan bahwa tidak ditemukan indikasi efek samping serius yang dapat mengancam keselamatan jiwa.

“Tidak ada efek samping yang tergolong berat atau membahayakan jiwa. Ini menunjukkan tingkat keamanan vaksin tergolong tinggi,” tambahnya.

Taruna menyebut bahwa vaksin TBC ini sangat penting bagi Indonesia, mengingat Indonesia merupakan negara dengan beban TBC terbesar kedua di dunia setelah India. Oleh karena itu, kebutuhan akan vaksin yang efektif sangat mendesak.

“Penyakit TBC merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat besar. Indonesia menduduki posisi kedua setelah India dalam jumlah kasus. Itu artinya, rakyat Indonesia membutuhkan solusi pengobatan yang efektif dan terjangkau,” jelasnya.

Namun demikian, Taruna menegaskan bahwa BPOM sangat berhati-hati dan tidak ingin masyarakat Indonesia menjadi objek eksperimen belaka.

Ia menuturkan bahwa izin uji klinis fase 3 baru diberikan setelah evaluasi ilmiah yang ketat oleh tim independen.

“BPOM sangat melindungi rakyat. Kami tidak ingin masyarakat hanya dijadikan subjek uji coba. Setiap tahapan evaluasi dilakukan secara ketat oleh Komite Nasional Evaluasi Obat, yang terdiri atas para profesor dari perguruan tinggi ternama seperti Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung,” paparnya.

Uji klinis fase 3 ini bertujuan mengukur efikasi vaksin, yaitu kemampuannya dalam mencegah TBC, yang diharapkan mencapai tingkat perlindungan di atas 50 persen.

“Intinya, vaksin ini aman. Namun, untuk membuktikan khasiatnya secara ilmiah, uji klinis fase 3 tetap harus dilakukan,” ujar Taruna.

Dengan dimulainya uji klinis lanjutan ini, pemerintah berharap dapat menghadirkan solusi jangka panjang untuk penanganan TBC di Indonesia melalui intervensi vaksinasi yang efektif dan aman. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *