BPOM Perketat Pengawasan Makanan dan Minuman Jelang Ramadan 2025

JAKARTA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) meningkatkan pengawasan terhadap produk makanan dan minuman menjelang Ramadan 2025. Langkah ini dilakukan untuk memastikan keamanan konsumsi masyarakat serta mendukung kelancaran ibadah bagi umat Muslim.
“Kami mengintensifkan pengawasan makanan dan minuman, terutama yang berpotensi mengandung zat berbahaya seperti boraks, formalin, atau bahkan plastik,” ujar Kepala BPOM, Taruna Ikrar, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (21/2/2025).
Selain bahan berbahaya, BPOM juga menyoroti produk-produk kedaluwarsa serta makanan dan minuman yang dijual sebagai takjil. Pengawasan ini bertujuan memastikan seluruh produk yang beredar aman dikonsumsi oleh masyarakat selama bulan puasa.
“Takjil menjadi perhatian utama karena banyak dikonsumsi saat berbuka puasa. Kami ingin memastikan semua makanan yang dijual layak dan tidak membahayakan kesehatan,” tambahnya.
Untuk mendukung upaya ini, BPOM akan mengerahkan 76 Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan didukung sekitar 6.700 pegawai, pengawasan akan dilakukan di pasar, tempat produksi makanan, toko, hingga minimarket.
“Kami akan turun langsung ke pasar dan lokasi produksi untuk memastikan keamanan bahan makanan yang digunakan,” tegas Taruna.
Terkait keterbatasan anggaran akibat efisiensi, Taruna menegaskan bahwa BPOM tetap berkomitmen menjalankan tugasnya secara optimal demi kepentingan masyarakat.
“Kami akan bekerja maksimal dengan anggaran yang ada. Efisiensi ini bukan untuk kepentingan individu, melainkan demi masyarakat luas. Kami akan menjalankan tugas ini sesuai arahan Presiden,” tuturnya.
Dengan langkah pengawasan yang lebih ketat, BPOM berharap masyarakat dapat menjalani Ramadan dengan lebih tenang dan terhindar dari risiko konsumsi makanan yang tidak aman. []
Nur Quratul Nabila A