Bukan Gereja, Bangunan yang Dirusak di Cidahu Ternyata Vila

SUKABUMI — Peristiwa kerumunan warga yang mengakibatkan perusakan sebuah bangunan di Kampung Tangkil, Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ramai dibicarakan di media sosial.

Banyak unggahan menyebutkan bahwa yang dirusak adalah sebuah gereja. Namun, sejumlah pihak menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sukabumi menyatakan bahwa bangunan tersebut bukanlah gereja, melainkan vila pribadi yang diduga digunakan untuk kegiatan keagamaan tanpa izin yang jelas.

Penegasan itu disampaikan sebagai upaya meredam polemik dan mencegah penyebaran isu yang belum terbukti kebenarannya.

“Bahwa kasus (perusakan) yang di Cidahu bukan gereja, akan tetapi sebuah tempat vila yang digunakan sebagai tempat ibadah. Beberapa kali masyarakat sudah menegur pengelola vila tersebut, namun tidak diindahkan oleh pihak yang bersangkutan,” ujar Sekretaris Umum MUI Kabupaten Sukabumi, H. Ujang Hamdun, pada Senin (30/6/2025).

Ia juga mengimbau agar masyarakat tidak terpancing oleh provokasi di media sosial dan tetap menjaga ketenteraman serta keharmonisan antarumat beragama.

“Kami berharap masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang belum terkonfirmasi,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Sukabumi, Tri Romadhono Suwardianto, turut memberikan klarifikasi untuk meluruskan informasi yang simpang siur di dunia maya.

“Di sini saya pertegas, ini tidak benar. Itu bukan gereja. Itu juga bukan tempat ibadah resmi, melainkan rumah tempat tinggal,” ujar Tri.

Tri menyebutkan, situasi di lapangan telah diselesaikan secara kekeluargaan, dan warga bersedia bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul akibat aksi spontanitas tersebut.

“Insya Allah masyarakat Kecamatan Cidahu sudah sepakat untuk menjaga kondusifitas dan ini akan menjadi pelajaran bagi kita semua agar kejadian serupa tidak terulang,” katanya menutup pernyataan.

Peristiwa ini menyoroti pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarkan kabar di ruang publik.

Ketika sentimen agama dipicu oleh informasi yang belum jelas, risiko konflik horizontal semakin terbuka.

Oleh sebab itu, peran tokoh masyarakat dan pemerintah daerah sangat vital dalam menjaga ketenangan warga. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *