Bus Wisata Pelajar Terjun ke Jurang di Kolombia, 17 Orang Tewas

JAKARTA – Tragedi kecelakaan lalu lintas kembali menelan korban jiwa dalam jumlah besar. Sebuah bus yang mengangkut rombongan pelajar sekolah menengah atas (SMA) di Kolombia dilaporkan terjun ke jurang sedalam sekitar 40 meter di wilayah barat laut negara tersebut. Insiden nahas itu merenggut nyawa sedikitnya 16 siswa yang tengah merayakan kelulusan, serta sopir bus yang mengemudikan kendaraan tersebut.

Peristiwa memilukan ini terjadi pada Minggu (14/12/2025) waktu setempat. Seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (15/12/2025), rombongan siswa berasal dari sebuah sekolah di kota Bello, yang terletak di dekat Medellin. Mereka diketahui baru saja menyelesaikan pendidikan menengah dan sedang dalam perjalanan pulang dari kawasan pantai Karibia Kolombia, yang menjadi tujuan wisata mereka untuk merayakan kelulusan bersama.

Para korban yang meninggal dunia diketahui berusia antara 16 hingga 18 tahun. Selain korban tewas, sedikitnya 20 orang lainnya mengalami luka-luka dengan tingkat keparahan yang beragam. Para korban luka langsung dilarikan ke sejumlah fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.

Sebuah sumber dari kantor wali kota Bello mengungkapkan bahwa hingga kini pihak berwenang masih melakukan pendataan dan verifikasi korban, termasuk memastikan jumlah korban yang masih berstatus di bawah umur. Proses identifikasi dilakukan secara bertahap dengan melibatkan keluarga korban dan otoritas setempat.

Gubernur wilayah Antioquia, Andres Julian Rendon, menyatakan bahwa penyebab pasti kecelakaan masih dalam tahap penyelidikan. Aparat kepolisian dan otoritas transportasi tengah mengumpulkan bukti serta keterangan saksi untuk mengetahui apakah kecelakaan dipicu faktor teknis kendaraan, kelalaian manusia, atau kondisi jalan.

Dalam sebuah video yang diunggah Rendon ke media sosial, salah satu korban selamat menggambarkan detik-detik menjelang kecelakaan. Ia mengatakan, “Saya sedang tidur dan tiba-tiba saya mendengar teriakan, dan sejak itu saya tidak ingat apa pun.” Pernyataan tersebut menggambarkan betapa cepat dan tak terduganya peristiwa itu terjadi.

Diketahui, perjalanan wisata tersebut sepenuhnya dibiayai oleh para siswa sebagai bentuk perayaan kelulusan. Mereka mengunjungi sejumlah kota pesisir Karibia yang populer, seperti Tolu dan Covenas, sebelum kecelakaan tragis itu terjadi di jalur pegunungan yang dikenal memiliki medan berbahaya.

Proses evakuasi korban berlangsung dramatis dan penuh tantangan. Tim penyelamat harus menuruni jurang terjal untuk menjangkau para korban. Beberapa korban selamat dievakuasi menggunakan tandu khusus demi menghindari risiko cedera lanjutan.

Presiden Kolombia, Gustavo Petro, menyampaikan duka mendalam atas tragedi tersebut. Dalam unggahan di media sosial X, ia menulis, “Saya tidak senang ketika anak muda meninggal. Apalagi ketika mereka akan belajar atau bersantai dengan bahagia.” Pernyataan itu mencerminkan keprihatinan pemerintah terhadap keselamatan generasi muda.

Situasi di lokasi kecelakaan juga dilaporkan memerlukan pengamanan ekstra. Seorang sumber kepolisian menyebut bahwa kelompok gerilyawan Tentara Pembebasan Nasional (ELN) diketahui beroperasi di wilayah tersebut. Kondisi ini memaksa aparat pemadam kebakaran dan polisi untuk menerapkan langkah-langkah keamanan khusus selama proses penyelamatan dan evakuasi.

Tragedi ini kembali menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan transportasi, khususnya dalam perjalanan wisata pelajar. Pemerintah Kolombia diharapkan dapat melakukan evaluasi menyeluruh terhadap standar keselamatan angkutan umum guna mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *