Buyung Bertahan 20 Tahun dengan Kejujuran dan Rasa!

SAMARINDA – Rumah Makan Padang Buyung tetap menjadi salah satu destinasi kuliner legendaris yang dikenal luas oleh masyarakat Samarinda. Meski telah berdiri lebih dari dua dekade, rumah makan ini masih mempertahankan cita rasa autentik khas Minang yang menjadi daya tarik utamanya.
Pemilik usaha, Buyung, saat ditemui di Rumah Makan Padang Buyung, Jalan Berantas, pada Jumat (17/10/2025), menceritakan perjalanan panjang usahanya yang dirintis sejak tahun 2003 di dekat kantor DPRD Kota Samarinda. Setelah berjalan hampir dua dekade, rumah makan tersebut berpindah ke lokasi sekarang sekitar lima tahun lalu dan terus berkembang hingga dikenal memiliki pelanggan tetap.
“Awalnya saya hanya menjual dua bungkus nasi saja per hari. Tapi karena sabar dan terus berusaha, alhamdulillah usaha ini bisa bertahan sampai sekarang,” ujarnya.
Menu andalan di Rumah Makan Buyung adalah rendang daging segar, yang menjadi favorit pelanggan sejak awal berdiri. Selain itu, tersedia pula ayam bakar, dendeng balado, ayam opor, kikil, dan berbagai lauk khas Minang lainnya. Buyung menegaskan, seluruh bahan yang digunakan merupakan bahan segar lokal, bukan daging impor.
“Kualitas bahan jadi hal utama bagi kami. Daging dan ayam selalu fresh setiap hari supaya pelanggan enggak kecewa,” katanya.
Menariknya, meski tidak menggunakan platform digital seperti aplikasi pesan antar, Rumah Makan Padang Buyung tetap ramai pengunjung. Buyung menyebut promosi dari mulut ke mulut serta kepercayaan pelanggan lama menjadi kunci keberlangsungan usahanya hingga kini.
Ia mengakui tantangan terbesar datang dari biaya operasional dan kewajiban pajak, namun semangatnya tidak surut. “Yang penting kita tetap berjuang dan menjalankan usaha dengan jujur,” tuturnya.
Ke depan, Buyung berharap rumah makannya dapat terus menjadi pilihan utama masyarakat Samarinda yang mencari masakan Padang bercita rasa otentik dan berkualitas.
“Saya cuma ingin pelanggan tetap puas dan senang makan di sini,” pungkasnya. []
Penulis: Rifki Irlika Akbar | Penyunting: Aulia Setyaningrum