Camat Sadaniang Kesal Kontraktor Gedung “Serba Guna” Tidak Koordinasi
MEMPAWAH-Camat Sadaniang, Kabupaten Mempawah, Sukardy, S.Sos memaklumi keluhan warga Desa Pentek sebagai lokasi pembangunan gedung serba guna yang dianggap bermasalah itu.
“Pelaksana pekerjaan proyek ini tidak pernah memberitahu atau melaporkan kepada saya selaku kepala wilayah dan daerah wewenang saya disini, mungkin sudah aturan kontraktor dan pemborongnya kali seperti itu tidak menghargai tata krama dan sopan santun,’’jelas Sukardy dengan nada yang agak kesal.
Menurutnya, coba jika ada kendala atau benturan terhadap masyarakat di sini, siapa yang akan bertanggung jawab, jangan sudah ada masalah baru mau bertemu camat.
Masih kata Sukardy, kalau tidak salah pemborongnya berinisial BN orang Punggur Kabupaten Kubu Raya, sudahlah tidak ada papan plangnya lagi dari tahun 2015 setahun gedungnya terbengkalai 2016, sekarang ada lagi kerjaan lanjutan tapi juga seperti itu tidak ada papan plangnya juga, mungkin dari dinas PU yang memang tidak menganjurkan pasang papan plang.
“Saya selaku Camat di sini merasa kecewa atas tindakan kontraktor dan pelaksana proyek ini,’’tuturnya dengan nada berang.
Sementara itu, Effendi (38), salah satu warga Desa Pentek, Kecamatan Sadaniang mengungkapkan, gedung serbaguna yang dibangun pada tahun 2015 yang lalu seharusnya sudah dapat ditempati dan digunakan untuk gedung pertemuan masyarakat jika ada kegiatan kecamatan.
“Kalau tidak salah dananya Rp. 500 juta, APBD Kabupaten Mempawah tahun 2015, tapi setelah itu selesai dan selanjutnya tak ada beritanya di tahun 2016 kontraktornya pun bagai hilang ditelan bumi,’’ujar Effendi, yang kebetulan warungnya berhadapan dengan lokasi pembangunan gedung serba guna.
Herannya lagi menurut Effendi, proyek tak pernah ada papan plang sebagai petunjuk pekerjaan yang dibiayai negara, apa nama kegiatan proyeknya.
Jadi menurut Effendi, satu tahun kerja proyeknya tengelam selama kurun waktu 2016 dan tak ada kabar beritanya.
“Sekarang ada lagi lanjutan proyek tapi tak tahu siapa yang mengerjakan lanjutan, dengarnya sih kalau tidak salah anggarannya Rp. 150 juta. (Ahmad Johandi)