Capai 21.000 Ribu Orang, Aceh Canangkan Program Eliminasi Pasung untuk Penderita Gangguan Jiwa

BANDA ACEH – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal ZA, mengungkapkan bahwa Aceh merupakan salah satu provinsi dengan jumlah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) terbanyak di Indonesia. Faktor sosial, tekanan hidup, konflik berkepanjangan, serta bencana menjadi penyebab utama tingginya angka ODGJ di daerah ini.
Safrizal menegaskan pentingnya memperhatikan hak-hak ODGJ sebagai warga negara yang berhak mendapatkan layanan kesehatan yang layak.
“Banyak yang menganggap remeh ODGJ, padahal mereka memiliki hak yang sama. Kita harus berupaya memberikan layanan terbaik bagi mereka,” ujarnya saat meluncurkan program Aceh Eliminasi Pasung di Pendopo Bupati Pidie Jaya, Jumat (7/2/2025).
Aceh saat ini memiliki fasilitas kesehatan jiwa, yakni Seuramoe Sehat Jiwa di Kuta Malaka, Aceh Besar, yang mampu menampung hingga 300 pasien.
“Kami prihatin dengan kondisi ini dan harus bertindak. Kami berharap layanan rumah sakit jiwa dapat dimaksimalkan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Safrizal menekankan bahwa ODGJ yang membahayakan harus segera dievakuasi ke rumah sakit jiwa dan tidak dipasung. Menurutnya, pemasungan bukanlah solusi, melainkan justru memperburuk kondisi mental penderita.
“Kita harus menghentikan praktik ini demi kemanusiaan,” tegasnya.
Sebagai langkah nyata, Safrizal meminta para bupati dan wali kota di Aceh segera menyampaikan data penderita ODGJ yang masih dipasung kepada Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh. RSJ akan mengirimkan tim medis untuk menjemput dan merawat mereka agar mendapatkan pengobatan yang layak.
Sementara itu, Direktur RSJ Aceh, Hanif, mengungkapkan bahwa program Aceh Eliminasi Pasung bertujuan untuk menghapus praktik pemasungan di seluruh wilayah Aceh. Berdasarkan catatan RSJ, terdapat 21.000 ODGJ di Aceh, dengan 50 persen di antaranya mengalami gangguan jiwa berat. Saat ini, masih ada 114 orang yang dipasung.
“Target kami adalah eliminasi pasung di Aceh selesai tahun ini. Kami siap membantu bupati dan wali kota untuk menjemput serta mengobati mereka,” ujar Hanif.
Ia juga menyoroti pentingnya peran keluarga dan masyarakat dalam mendukung pemulihan ODGJ. RSJ Aceh telah menyediakan layanan rehabilitasi di kawasan Kuta Malaka, Aceh Besar. Pasien yang telah dinyatakan sembuh secara klinis akan diberikan pelatihan keterampilan agar bisa kembali berbaur dengan masyarakat.
“Harapan kami, setelah menjalani rehabilitasi dan kembali ke lingkungan masing-masing, mereka bisa hidup mandiri dan produktif,” tuturnya.
Pencanangan Aceh Eliminasi Pasung diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya layanan kesehatan mental serta menghapus stigma terhadap ODGJ.
“Semua orang berhak mendapatkan layanan kesehatan tanpa diskriminasi,” pungkas Hanif. []
Nur Quratul Nabila A