JAKARTA – Setelah dua tahun menghilang dari layar lebar, aktris Chelsea Islan akhirnya mengungkap alasan di balik hiatusnya dari dunia perfilman. Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (6/5/2025), Chelsea menyampaikan bahwa ia sengaja vakum untuk fokus mengembangkan proyek film biopik berjudul Rose Pandanwangi, di mana ia tidak hanya bertindak sebagai pemeran utama, tetapi juga sebagai produser.
“Sebenarnya dua tahun hiatus setelah Tira Bumi Langit itu aku memang menghilang karena mempersiapkan proyek ini. Aku memang ingin sekali serius dalam proyek ini,” ujar Chelsea.
Rose Pandanwangi merupakan film biopik yang mengangkat kisah hidup penyanyi seriosa asal Makassar, Rose Pandanwangi. Menurut Chelsea, menyanyikan lagu seriosa menjadi tantangan tersendiri karena belum pernah ia lakukan sebelumnya. Meski begitu, ia mengaku antusias mendalami karakter tokoh tersebut.
Dalam rangka mempersiapkan peran secara mendalam, Chelsea telah bertemu langsung dengan Rose Pandanwangi untuk meminta izin sekaligus menggali kisah hidup sang penyanyi. Ia menyebut proses syuting film akan dimulai pada bulan November 2025.
“Film ini sangat kental dengan unsur seni dan budaya. Kami ingin menjadikannya karya yang bukan hanya relevan secara nasional, tetapi juga bisa diterima di kancah internasional,” kata Chelsea.
Saat ini, Rose Pandanwangi tengah berada dalam tahap pra-produksi. Menariknya, film ini akan dibawa ke Marche du Film, ajang pasar film bergengsi di Cannes, Prancis, pada Mei ini. Melalui fasilitasi dari Kementerian Kebudayaan, keikutsertaan Chelsea diharapkan dapat membuka jalan bagi kolaborasi strategis dan menarik minat investor asing untuk turut mendanai proyek film tersebut.
“Mulai bulan Juni kita akan fokus ke produksi. Tapi sebelumnya kita akan ke Cannes dulu, untuk melihat peluang berjejaring lewat produser network di sana. Siapa tahu ada investor yang ingin ikut terlibat,” ujarnya penuh harap.
Film Rose Pandanwangi akan bergabung bersama beberapa film Indonesia lainnya yang turut dipromosikan di Paviliun Indonesia dalam Marche du Film, seperti Pangku, Monster Pabrik Rambut, Jumbo, The Mourning Journey, Ikatan Darah, dan Timur.
Partisipasi Indonesia dalam Marche du Film merupakan langkah strategis dalam memperkuat posisi industri film Tanah Air di pasar internasional. Melalui paviliun ini, para sineas dapat berjejaring, menjajaki distribusi global, dan mendorong eksistensi karya Indonesia di panggung sinema dunia.
Chelsea Islan pun berharap Rose Pandanwangi dapat menjadi bukti bahwa film Indonesia punya kualitas dan kedalaman cerita yang mampu bersaing secara global. []
Nur Quratul Nabila A