Cuaca Surabaya Masih Labil, Warga Diimbau Waspadai Awan Cumulonimbus

SURABAYA – Meski kalender musim kemarau telah dimulai, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih mengguyur sejumlah wilayah di Kota Surabaya, terutama pada pagi hingga siang hari. Fenomena ini disebabkan oleh suhu muka laut yang hangat di sekitar perairan Indonesia yang memicu pembentukan awan hujan.

Koordinator Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak, Ady Hermanto, menjelaskan bahwa kondisi cuaca saat ini turut dipengaruhi oleh perubahan arah angin dan gangguan atmosfer skala besar dari Samudera Hindia menuju Samudera Pasifik.

“Surabaya saat ini berada dalam lintasan gangguan cuaca tersebut, sehingga hujan masih bisa terjadi meski sudah memasuki awal musim kemarau,” terangnya, Sabtu (10/5/2025).

Meski begitu, Ady memprediksi bahwa secara umum intensitas hujan akan cenderung menurun dalam waktu dekat. Puncak musim kemarau dengan suhu panas diperkirakan akan terjadi pada Agustus hingga September mendatang.

Namun, masyarakat tetap diimbau untuk waspada, khususnya terhadap kemunculan awan cumulonimbus (CB). Awan yang berbentuk seperti bunga kol ini berpotensi menimbulkan hujan lebat, angin kencang, petir, bahkan puting beliung.

“Awan CB dapat menimbulkan angin kencang dan petir. Potensi pohon tumbang cukup tinggi saat awan ini muncul,” ujarnya.

Ady juga mengingatkan warga agar tidak berteduh di bawah pohon saat hujan turun, terutama bila terlihat awan gelap yang mengindikasikan kehadiran CB. Selain itu, ia menyarankan agar saluran air tetap dipastikan dalam kondisi lancar guna mencegah terjadinya genangan.

“Dan jangan lupa, jaga kondisi tubuh selama masa pancaroba ini karena fluktuasi cuaca dapat memengaruhi daya tahan tubuh,” pungkasnya.

Dengan kondisi cuaca yang tak menentu ini, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci untuk menghindari dampak buruk dari perubahan iklim yang tengah terjadi di Surabaya. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *