Daya Tarik Mistis dan Jalur Tak Resmi Nyaris Telan 11 Pendaki Arjuno

MALANG – Sebanyak 11 orang pendaki Gunung Arjuno yang sempat dilaporkan tersesat berhasil ditemukan dan dievakuasi oleh tim gabungan dalam kondisi selamat, Kamis (29/5/2025) sore.

Kesebelas pendaki tersebut diketahui melakukan pendakian secara ilegal melalui jalur tidak resmi Kebun Teh Wonosari, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Insiden bermula ketika rombongan tersebut melakukan pendakian dini hari sekitar pukul 01.00 WIB melalui jalur Bukit Lincing menuju kawasan puncak Gunung Arjuno.

Di tengah perjalanan, mereka kehilangan arah dan tersesat di kawasan hutan Bukit Licin yang masuk dalam wilayah Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo.

Kepala Seksi Humas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, menjelaskan bahwa pendaki tidak melakukan registrasi maupun pembelian tiket resmi kepada pihak pengelola pendakian.

“Mereka naik melalui jalur tidak resmi dan tanpa laporan kepada petugas. Pendakian ini berdasarkan informasi dari video yang mereka tonton di media sosial,” ujar Bambang dalam keterangan pers, Jumat (30/5/2025).

Setelah menerima laporan sekitar pukul 09.00 WIB dari salah satu pendaki yang sempat menghubungi rekannya, petugas segera berkoordinasi dengan berbagai unsur, antara lain Tahura Raden Soerjo, Perhutani, Polsek Singosari, Babinsa, SAR Samudra, relawan PMI, dan Bhabinkamtibmas.

Tim pencarian mulai menyisir area sejak pukul 10.00 WIB. Setelah pencarian selama lebih dari lima jam, kesebelas pendaki ditemukan di kawasan Kreweh, Desa Gunungrejo, Kecamatan Singosari, dan langsung dievakuasi pukul 15.30 WIB.

Daftar pendaki yang berhasil dievakuasi antara lain:

EY (45), A (45), V (18) – warga Kota Malang

S (18) – warga Wagir, Kabupaten Malang

MRM (17) – warga Blimbing, Kota Malang

AZ (46), NF (46) – warga Sapto Renggo, Kecamatan Pakis

KA (42), LN (45) – warga Lawang

NPI (15) – warga Dusun Sapto Renggo, Pakis

KM (18) – warga Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang

Setelah dievakuasi, seluruh pendaki diserahkan kembali kepada pihak keluarga masing-masing.

Bambang menekankan bahwa peristiwa ini harus menjadi pelajaran bagi masyarakat agar tidak sembarangan melakukan aktivitas pendakian, terutama pada masa libur panjang seperti peringatan Kenaikan Isa Almasih.

“Kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan pendakian melalui jalur tidak resmi dan tanpa persiapan matang. Jika belum berpengalaman, lebih baik menggunakan jasa pemandu resmi,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak hanya mengandalkan informasi dari media sosial untuk menentukan rute atau strategi pendakian.

“Ikuti prosedur resmi, daftarkan diri, dan pastikan perlengkapan memadai. Keselamatan harus menjadi prioritas,” tutup Bambang.

Gunung Arjuno dikenal tidak hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga cerita-cerita mistis yang berkembang di kalangan pendaki, termasuk keberadaan yang disebut sebagai “Pasar Setan”.

Konon, sejumlah pendaki pernah mendengar suara keramaian layaknya pasar di tengah sabana luas yang seharusnya sepi. Lokasi tersebut kerap dikaitkan dengan area sabana yang menjadi bagian dari jalur pendakian tidak resmi.

Meski kisah tersebut belum terbukti secara ilmiah, para pendaki disarankan untuk tetap berpedoman pada jalur resmi dan tidak menyepelekan kemungkinan bahaya yang bisa datang sewaktu-waktu, baik dari alam maupun kondisi psikologis saat tersesat. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *