Debat Kelima 2024, Prabowo Terapkan Teknologi untuk Membantu Difabel
JAKARTA – Calon presiden (capres) Republik Indonesia (RI) nomor urut 2, Prabowo Subianto, mengatakan akan merekrut difabel untuk bekerja di sektor pemerintahan dan menerapkan teknologi untuk membantu mereka. Hal itu disampaikan Prabowo dalam debat kelima Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) pada, Minggu (04/02/2024) malam.
Ia menjawab pertanyaan panelis tentang komitmen dalam pemberian konsesi dan penyediaan data disabilitas. “Intinya adalah benar bahwa kita harus lebih berpihak kepada mereka, dan kita berkomitmen untuk juga nanti merekrut mereka ini di dalam pekerjaan-pekerjaan yang bisa mereka lakukan di pemerintahan dan juga di komunitas pertahanan,” kata Prabowo.
Ia mengatakan masalah disabilitas merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Oleh sebab itu, dirinya melalui Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) telah berjuang untuk para difabel. “Kami yang mensponsori undang-undang disabilitas. Kami yang mendorong itu disahkan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),” kata dia. “Jadi kami juga berkomitmen bahwa kita harus memberi pendidikan khusus untuk mereka, membantu,” tambahnya.
Prabowo mengaku dirinya sering mengirim tim olahraga disabilitas untuk mengikuti Olimpiade, termasuk sepak bola. “Saya juga sering mengirim tim-tim olahraga untuk olimpiade disabilitas. Sepak bola disabilitas dan sebagainya,” ucapnya.
Saat ini, lanjut Prabowo, pemerintah juga telah bekerja sama dengan pihak luar untuk mencari teknologi demi membantu kaum disabilitas. “Antara lain untuk membantu mereka yang penglihatannya berkurang, cukup banyak, penglihatannya sulit, dan ini sekarang ada teknologi baru yang bisa membantu mereka bisa hidup mandiri dan bisa bekerja hampir mendekati orang-orang normal. Jadi saya kira masalah disabilitas ini memang perlu ada keberpihakan dari pemerintah,” ujarnya kembali.
Merespons jawaban Prabowo, capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengatakan pertanyaan yang diajukan panelis adalah mengenai data. “Ini pertanyaannya soal data. Data dan komitmen kita terhadap data disabilitas. Yang pertama, negara harus hadir, tidak boleh alpa,” kata Ganjar.
“Kedua, kita mesti menyiapkan data dengan baik. Kenapa saya pakai Kartu Tanda Penduduk (KTP) Sakti. Satu KTP saja kita bisa profiling semuanya, termasuk disabilitas,” tambah Ganjar.
Menanggapi respons Ganjar, Prabowo mengaku sependapat dan menilai memang pemerintah harus lebih proaktif berinvestasi pada sekolah khusus difabel. “Saya juga sependapat, tetapi memang sekali lagi pemerintah harus lebih proaktif investasi sekolah-sekolah khusus untuk mereka, dan mencoba teknologi-teknologi khusus,” ujar Ganjar merespons Prabowo.
“Sekarang sudah banyak terobosan dalam bidang teknologi untuk membantu kaum disabilitas. Mereka yang penglihatan kurang, pendengaran kurang, dan sebagainya,” tambahnya.
Redaksi01