Delapan Bulan Dicari, Alvaro Akhirnya Dimakamkan

JAKARTA – Perjalanan panjang pencarian Alvaro Kiano Nugroho (6) akhirnya menemui titik akhir yang menyedihkan. Setelah delapan bulan dinyatakan hilang, bocah tersebut ditemukan dalam kondisi tak utuh berupa kerangka, sebelum kemudian diserahkan kepadanya keluarga untuk dimakamkan. Penantian panjang pihak keluarga sejak Maret hingga November menjadi penanda betapa kompleksnya penyelidikan kasus ini.

Upaya pencarian dilakukan aparat kepolisian melalui berbagai metode, termasuk pelacakan saksi dan penyisiran lokasi pembuangan. Setelah kerangka ditemukan di kawasan Jembatan Cilalay, Tenjo, Bogor, proses identifikasi pun dilakukan melalui pemeriksaan forensik dan tes DNA untuk memastikan identitas jasad tersebut. Hasilnya mengonfirmasi bahwa kerangka itu merupakan milik Alvaro.

Laporan hilangnya Alvaro pada 6 Maret 2025 menjadi awal penyelidikan panjang yang akhirnya mengarah pada ayah tirinya, Alex Iskandar. “Kasus ini menjadi perhatian besar masyarakat dan penting bagi kami untuk menyampaikan informasi yang akurat, terverifikasi, dan transparan,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto.

Alex diketahui menculik Alvaro dari masjid tempat korban mengaji, sebelum kemudian menghabisi nyawa sang bocah akibat kecemburuan terhadap istrinya. Ia membuang jasad korban di wilayah Tenjo dan kemudian mengakhiri hidupnya sendiri saat berada di ruang konseling Polres Metro Jaksel.

Identifikasi kerangka dilakukan berdasarkan analisis tulang rahang, gigi, dan kecocokan DNA dengan keluarga Alvaro. “Berdasarkan hasil pemeriksaan DNA dan gigi, dapat disimpulkan bahwa kerangka… adalah Alvaro Kiano Nugroho,” kata Karumkit RS Polri Brigjen Prima Heru.

Polisi turut mengungkap alasan mengapa tulang Alvaro ditemukan dalam kondisi berpencar. Kapolres Metro Jaksel Kombes Nicolas Ary Lilipaly menjelaskan bahwa jenazah korban tidak dikuburkan maupun disembunyikan dengan layak. “Mayat tersebut tidak dikuburkan, tidak dimakamkan, tapi dibuang,” ujar Nicolas. Jasad yang hanya dibungkus plastik hitam dan dibiarkan di area terbuka membuatnya rentan terurai dan tersebar.

Suasana haru menyelimuti RS Polri Kramat Jati ketika jenazah diserahkan kepada ibu dan kakek Alvaro. Proses yang berlangsung singkat itu menyisakan tangis keluarga, terlebih ketika dokumen hasil pemeriksaan forensik diserahkan bersamaan dengan peti jenazah berwarna putih.

Alvaro kemudian dimakamkan di tanah wakaf Masjid Jami Al-Muflihun Bintaro. Prosesi berlangsung di tengah hujan, dengan keluarga dan warga sekitar turut mengantar hingga tabur bunga. Tangis pecah saat peti jenazah diturunkan ke liang lahad, menandai berakhirnya perjalanan panjang yang penuh duka ini. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *