Demo 28 Agustus: Buruh Suarakan 10 Tuntutan

JAKARTA – Ribuan massa aksi mulai memadati kawasan Gedung DPR/MPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025).
Sejak pagi, rombongan buruh, pengemudi ojek daring, hingga warga biasa terlihat berdatangan menuju lokasi untuk mengikuti demonstrasi nasional bertajuk
“Gerakan Buruh Indonesia Bergerak: Wujudkan Kedaulatan Rakyat, Hapus Penindasan dan Penghisapan”.
Pantauan di lapangan sekitar pukul 08.40 WIB menunjukkan, sejumlah peserta aksi memilih beristirahat di jalur sepeda sambil memarkirkan kendaraan mereka.
Kehadiran massa membuat kawasan sekitar gerbang utama DPR semakin dipadati warga dari berbagai elemen masyarakat.
Di sisi lain, aparat keamanan tampak siaga sejak pagi. Personel Polri, TNI, serta Satpol PP berjaga di titik-titik strategis sekitar gedung parlemen.
Mobil komando Brimob diposisikan di persimpangan flyover Jalan Gatot Subroto dan Jalan Gerbang Pemuda.
Sementara itu, di ruas Tol Dalam Kota, tiga mobil patroli polisi berwarna biru-putih turut bersiaga untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan ketertiban.
Meski jumlah massa terus bertambah, arus lalu lintas di sekitar kawasan Senayan masih relatif lancar.
Kendaraan pribadi dan transportasi umum tetap dapat melintas, meskipun petugas terlihat mengatur alur jalan secara ketat.
Ketua Umum Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), Ilhamsyah, menegaskan bahwa aksi ini membawa sepuluh tuntutan utama yang dianggap mendesak untuk diperjuangkan.
“Jam 10 pagi kita sudah mulai berkumpul,” kata Ilhamsyah.
Ia menambahkan, seluruh agenda aksi dirancang sebagai wujud perjuangan rakyat melawan praktik ketidakadilan.
Tuntutan yang disuarakan mencakup penghapusan sistem outsourcing, penolakan upah murah, pembentukan Satgas pencegahan PHK, hingga pengesahan sejumlah rancangan undang-undang seperti RUU Ketenagakerjaan, RUU Perampasan Aset, serta RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT).
Para buruh juga menyoroti keadilan dalam sistem perpajakan, keselamatan kerja di sektor pertambangan, pengupahan adil bagi pekerja perkebunan, serta ratifikasi Konvensi ILO-190.
Selain itu, massa aksi turut menuntut adanya pemotongan gaji anggota DPR sebesar 20–30 persen sebagai simbol solidaritas terhadap rakyat.
“Kesepuluh tuntutan ini agenda bersama untuk menyelamatkan masa depan bangsa dengan menempatkan kemanusiaan dan keadilan di atas kepentingan kapital,” ujar Ilhamsyah.
Dengan eskalasi massa yang kian meningkat, perhatian publik tertuju pada bagaimana jalannya aksi di Senayan akan berkembang sepanjang hari.
Aparat keamanan tetap bersiaga untuk memastikan kegiatan berlangsung tertib, sementara buruh berharap suara mereka didengar sebagai bagian dari perjuangan menuju keadilan sosial. []
Nur Quratul Nabila A