Desa Rapak Lambur: Mengubah Durian Menjadi Daya Tarik Wisata di Kalimantan Timur
01/12/2024
TENGGARONG – Desa Rapak Lambur, yang terletak di Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), tengah mempersiapkan diri untuk bertransformasi menjadi destinasi wisata berbasis durian. Dengan potensi alam yang melimpah serta tradisi durian yang telah mengakar kuat, desa ini berambisi menjadi pusat wisata agro durian di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Kepala Desa Rapak Lambur, Muhammad Yusuf, mengungkapkan bahwa desa mereka sudah lama dikenal sebagai penghasil durian berkualitas. Untuk mewujudkan visi tersebut, desa ini akan memulai langkah besar dengan merancang konsep wisata durian pada tahun depan, tepatnya saat panen raya pada Januari hingga Februari 2025. “Desa kami telah lama dikenal sebagai penghasil durian berkualitas. Pada tahun depan, tepatnya saat panen raya, kami akan memulai upaya menjadikan desa ini sebagai destinasi wisata durian,” ujar Muhammad Yusuf saat diwawancarai melalui sambungan telepon, Sabtu (30/11/2024).
Yusuf menjelaskan, konsep wisata yang akan dikembangkan tidak hanya akan memperkenalkan durian sebagai komoditas unggulan, tetapi juga menawarkan pengalaman wisata yang menyeluruh. Wisatawan nantinya dapat menikmati tur kebun durian, mempelajari cara budidaya durian, serta mencicipi beragam jenis durian, seperti Montong dan Sitokong, langsung dari pohonnya. “Kami ingin memberikan pengalaman yang autentik kepada pengunjung, bukan hanya menikmati durian, tetapi juga merasakan atmosfer kehidupan desa yang asri,” imbuhnya.
Selain itu, pemerintah desa juga merencanakan untuk mengadakan festival panen raya durian yang diharapkan dapat menarik perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara. Festival ini akan menjadi ajang promosi durian lokal sekaligus memperkenalkan produk-produk olahan durian yang dihasilkan oleh masyarakat setempat. Festival ini diharapkan dapat menjadi daya tarik yang kuat bagi para wisatawan yang tertarik untuk mengenal lebih dekat budaya dan kekayaan alam Desa Rapak Lambur.
Desa Rapak Lambur memiliki lahan durian seluas 100 hektare, yang sebagian besar dikelola oleh warga secara mandiri. Yusuf melihat potensi tersebut tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga sebagai kesempatan untuk memperkenalkan kekayaan alam dan budaya desa kepada dunia luar. “Kami ingin mengintegrasikan wisata alam, tradisi lokal, dan kuliner khas desa. Wisatawan tidak hanya akan mencicipi durian, tetapi juga mengenal cerita di balik pohon-pohon durian yang ada di sini,” jelas Yusuf.
Sebagai bagian dari upaya pengembangan wisata, pemerintah desa berkomitmen untuk melakukan peremajaan kebun durian dengan mengganti pohon-pohon yang sudah tidak produktif. Pada tahun 2025, desa juga berencana membagikan bibit durian unggul kepada warga sebagai bagian dari program keberlanjutan. “Kami tidak hanya ingin fokus pada wisata saat ini saja, tetapi juga memastikan generasi mendatang tetap bisa merasakan manfaat dari potensi ini,” tambahnya.
Dengan hadirnya konsep wisata durian, Muhammad Yusuf berharap Desa Rapak Lambur dapat menjadi destinasi unggulan di Kabupaten Kutai Kartanegara, yang pada akhirnya dapat mengangkat perekonomian masyarakat setempat. “Kami percaya bahwa durian bukan hanya soal buah, tetapi juga simbol identitas dan potensi yang bisa membawa desa kami ke panggung yang lebih besar,” tutupnya.
Transformasi Desa Rapak Lambur menjadi destinasi wisata durian ini diharapkan dapat menginspirasi desa-desa lain di Kaltim untuk menggali dan mengembangkan potensi lokal mereka.[]
Penulis: Slamet/ Penyunting: Nursiah