Didemo Petani Tembakau, Bupati Probolinggo Pilih Lantik Pejabat
PROBOLINGGO (beritaborneo.com)-Ratusan petani tembakau asal Kabupaten Probolinggo bersama elemen mahasiswa mendatangi kantor Bupati Jalan Raya P. Sudirman Kraksaan, Rabu (16/9). Para pendemo yang diwakili oleh elemen mahasiswa dan petani tembakau memaksa Bupati Hj. P. Tantriana Sari, SE agar keluar menemuinya. Namun ternyata sang Bupati tak kunjung mendatangi warga, justru yang datang Ahmad Hasyim Asy’ari yang tak lain Asisten Perekonomian dan Pembangunan.
Usut punya usut sang Bupati lebih memilih melantik pejabat setingkat eselon II di pendopo Bupati.”Maaf Bupati tidak bisa menemui bapak-bapak dan adik-adik sekalian, Ibu Bupati saat sekarang sedang melantik pejabat eselon II di pendopo, kalau tidak percaya silahkan cek sendiri,’’elak Ahmad Hasyim Asy’ari kepada para pendemo.
Didepan para pengunjuk rasa, Ahmad Hasyim Asy’ari, menegaskan Pemeritah Kabupaten Probolinggo bersama DPRD sudah mendorong agar gudang pabrik rokok yang ada di Kabupaten Probolinggo segera dibuka dan membeli tembakau petani.
Dan hasil dari kunjungan ke beberapa gudang, menurutnya, tercatat PT. Gudang Garam akan membeli tembakau petani yang saat ini sedang musim panen sebanyak 2500 ton, PT. Djarum 2500 ton, PT. Sadana (Sampoerna) sebanyak 1500 ton, CV. Bejo Hasil 1100 ton, CV. Sumber Anyar 500 ton kemudian CV. Dwi Chandra 500 ton.
“Jadi Insya Allah produk petani tembakau ini sudah 9400 ton akan terbeli minimal, sedangkan proyeksi produksi sekitar 11ribu ton, yang penting kondisi cuaca tetap terjaga seperti sekarang ini,’’tegas Ahmad Hasyim Asy’ari.
Sementara itu Mudzakkir yang mewakili para petani tembakau meminta kepada Bupati ikut menjaga kestabilan harga tembakau dipasaran. Karena dikhawatirkan ada permainan harga yang justru merigikan petani.
“Saya minta Bupati aktif turun ke lapangan ikut menjaga harga tembakau tetap stabil, sehingga petani tidak merugi, sebab hanya pemerintah yang bisa mengawasi tata niaga tembakau, kalau tidak akan hancur harapan petani, kasian bu Bupati,’’pinta Mudzakkir.
Dalam kesempatan yang sama Mohammad Ziaul Haq koordinator aksi mengaku merasa prihatin karena Pemkab Probolinggo tidak pro aktif menjaga harga tembakau.
Untuk itu mewakili suara hati para petani tembakau asal Probolinggo menuntut agar gudang buka sampai tembakau terjual habis, gudang membeli tembakau kisaran Rp. 35 ribu sampai 45 ribu, DPRD dan Bupati membuat Perda dan Perbub perlindungan petani Probolinggo, DPR dan Bupati Probolinggo memperjuangkan nasib petani dan yang terakhir dalam tuntutannya meminta DPRD dan Bupati memberantas mafia pupuk subsudi. (Rachmat Effendi)