Diduga Tenggelam, Remaja Bogor Meninggal di Saluran Air
BOGOR – Warga Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, digemparkan oleh penemuan seorang remaja berusia 16 tahun yang ditemukan tak bernyawa di aliran irigasi wilayah tersebut. Dugaan sementara, korban meninggal akibat tenggelam saat berada di sekitar saluran air yang sering ia datangi.
Informasi awal diperoleh aparat setelah laporan dari warga masuk pada Rabu (10/12/2025) sore. Kapolsek Parung, Kompol Maman Firmansyah, menyampaikan bahwa jasad korban ditemukan sekitar pukul 14.30 WIB di kawasan irigasi yang berada tak jauh dari permukiman warga. “Seorang remaja yang meninggal dunia diduga akibat tenggelam di aliran irigasi wilayah Kecamatan Ciseeng,” jelasnya kepada wartawan.
Korban diketahui merupakan warga Kampung Cibentang, Desa Cihowe. Menurut keterangan saksi, remaja tersebut kerap beraktivitas di sekitar aliran irigasi tersebut. Maman menjelaskan bahwa tubuh korban pertama kali terlihat oleh warga yang kebetulan melintas di lokasi. “Korban pertama kali ditemukan oleh warga dalam keadaan sudah tidak bernyawa di aliran irigasi yang berada di Kampung Ciseeng,” tutur Maman.
Begitu menerima laporan, aparat Polsek Parung segera menuju lokasi untuk melakukan pengecekan serta olah tempat kejadian perkara. Berdasarkan penelusuran awal, pihak kepolisian memperoleh keterangan bahwa korban memiliki riwayat autisme dan sering bermain di area irigasi. Kecenderungan korban untuk berada di sekitar saluran air tersebut menguatkan dugaan bahwa insiden ini terjadi tanpa unsur kesengajaan atau tindak kriminal.
Informasi dari pihak keluarga turut memperjelas kronologi. Sang ayah menerima kabar dari teman-teman korban yang saat itu hendak memancing. Mereka melihat sesosok tubuh dalam posisi telungkup tersangkut di aliran irigasi. “Ayah korban menerima informasi dari rekan-rekan korban yang saat itu hendak memancing dan menemukan tubuh korban dalam posisi telungkup di aliran irigasi,” ungkap Maman.
Penggambaran kondisi lokasi irigasi yang cukup dalam di beberapa titik dan arus air yang mengalir stabil menjadi catatan tersendiri dalam dugaan penyebab tenggelamnya korban. Warga bersama keluarga kemudian membantu mengevakuasi jasad remaja itu ke daratan sebelum membawanya ke rumah duka. “Keluarga dibantu warga kemudian mengevakuasi jenazah dan membawanya ke rumah duka,” ujarnya.
Pihak keluarga menyampaikan ketidakinginan mereka untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah. Kepolisian menghormati keputusan tersebut, mengingat indikasi awal tidak menunjukkan tanda kekerasan ataupun tindakan mencurigakan lainnya. Aparat tetap membuat laporan resmi sebagai kelengkapan administrasi penyelidikan.
Peristiwa ini menambah daftar insiden tragis yang terjadi di area saluran irigasi dan aliran air yang sebenarnya sering digunakan warga untuk beraktivitas. Aparat mengimbau masyarakat, terutama orang tua, agar lebih berhati-hati dan memberikan pengawasan ekstra terhadap anak-anak maupun remaja yang memiliki kebutuhan khusus, terlebih jika mereka sering berada di area yang berpotensi membahayakan. []
Siti Sholehah.
