Dinas Pariwisata Agam Usulkan Tradisi Rakik-Rakik Jadi Event Nasional di KEN 2025

AGAM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Agam melalui Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) mengusulkan tradisi rakik-rakik untuk dimasukkan dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025. Tradisi ini, yang melibatkan atraksi rakit hias, telah menjadi bagian dari budaya masyarakat di sekitar Danau Maninjau sejak masa penjajahan Belanda.

Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Disparpora Agam, Adek Ariani menyampaikan, rakik-rakik sudah tercatat dalam kalender tahunan Kabupaten Agam.

“Kami mengusulkan tradisi ini untuk masuk KEN, dengan harapan acara ini bisa mendapatkan stimulus pembiayaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Dengan adanya stimulus, acara ini bisa digelar lebih meriah. Kami sudah presentasi proposal KEN di hadapan kurator provinsi dan sekarang menunggu hasil seleksi tahap akhir,” ujarnya dikutip koranpadang, Kamis (3/10/2024).

Adek menjelaskan, tradisi ini umumnya diselenggarakan untuk merayakan bulan Syawal. Tradisi rakik-rakik melibatkan rakit bambu yang dihias menyerupai bangunan tradisional Minangkabau dan masjid, lengkap dengan badia batuang (meriam bambu). Selain rakit, kapal tongkang juga digunakan dalam tradisi ini, mencerminkan semangat gotong royong masyarakat dalam pelaksanaan acara.

Ia mengungkapkan, tradisi ini bermula sejak penjajahan Belanda, ketika acara tersebut diadakan untuk mengadu domba masyarakat lokal.

“Pada masa itu, setiap jorong dan nagari membuat rakit dengan badia batuang. Pertandingan suara rakit menjadi hiburan bagi pemimpin Belanda,” jelas Adek.

Menurutnya, pada tahun ini hanya dua nagari yang menggelar rakik-rakik, yakni Nagari Maninjau dan Tanjung Sani. Namun, jika proposal ini diterima KEN, Adek berencana untuk melibatkan seluruh nagari di sekitar Danau Maninjau pada tahun mendatang.

Selain rakik-rakik, daerah sekitar Danau Maninjau juga memiliki beragam atraksi budaya dan kesenian tradisional, termasuk pacu biduak, talempong uwaik-uwaik, dan permainan tradisional lainnya.

“Kami menggelar berbagai iven setiap tahun untuk mengenalkan potensi daerah, melestarikan budaya, dan kearifan lokal melalui festival seni budaya salingka Danau Maninjau,” pungkasnya. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *