Dinkes Sumenep Gencarkan Pemberantasan Sarang Nyamuk untuk Tekan Kasus DBD

SUMENEP – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, terus mengintensifkan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) guna menekan angka penyebaran demam berdarah dengue (DBD). Langkah ini diambil menyusul meningkatnya jumlah kasus DBD di beberapa kecamatan.
“Program PSN perlu ditingkatkan, karena berdasarkan data kami, jumlah penderita DBD cenderung meningkat,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes-P2KB Sumenep, Achmad Syamsuri, Kamis (6/2/2025).
Berdasarkan catatan Dinkes-P2KB, sejak 1 Januari hingga 5 Februari 2025, tercatat sebanyak 178 warga Sumenep terjangkit DBD. Kasus tersebut tersebar di beberapa kecamatan, di antaranya Kecamatan Lenteng, Dungkek, dan Guluk-Guluk.
“Di Puskesmas Lenteng terdapat 22 pasien, sedangkan di Puskesmas Dungkek dan Guluk-Guluk masing-masing menangani 12 pasien,” ungkap Syamsuri.
Dinkes-P2KB Sumenep telah mengambil berbagai langkah preventif, salah satunya dengan melakukan penyelidikan epidemiologi untuk menelusuri sumber penularan dan memutus mata rantai penyebaran penyakit. Selain itu, pihaknya juga mengerahkan tenaga medis di 27 kecamatan, baik di wilayah daratan maupun kepulauan, untuk menggencarkan sosialisasi dan pelaksanaan PSN.
“Kami terus mengedukasi masyarakat agar lebih aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan, menghilangkan genangan air, dan menerapkan pola hidup sehat guna mencegah perkembangan nyamuk Aedes aegypti,” tambahnya.
Sebagai perbandingan, pada 2024 jumlah kasus DBD di Sumenep mencapai 1.243 orang. Oleh karena itu, pemerintah daerah mengajak seluruh elemen masyarakat untuk lebih waspada dan mendukung upaya pencegahan yang telah dilakukan.
Dinkes-P2KB Sumenep mengimbau warga agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala DBD, seperti demam tinggi mendadak, nyeri otot, serta munculnya bintik merah pada kulit. Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, risiko komplikasi akibat DBD dapat diminimalkan. []
Nur Quratul Nabila A