Diplomasi AS Diguncang Pemecatan Massal Dubes Era Biden

JAKARTA – Langkah pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memberhentikan puluhan duta besar karier memunculkan kekhawatiran baru terkait arah dan stabilitas diplomasi Amerika di panggung internasional. Kebijakan ini dinilai sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran korps diplomatik AS guna menyesuaikan seluruh lini kebijakan luar negeri dengan agenda politik pemerintahan Trump yang memasuki masa jabatan keduanya.

Dilansir AFP, Selasa (23/12/2025), sejumlah kepala misi diplomatik AS yang mayoritas merupakan diplomat karier telah diberi tahu bahwa mereka harus meninggalkan pos masing-masing pada pertengahan Januari 2026. Informasi tersebut disampaikan oleh Asosiasi Layanan Luar Negeri Amerika (American Foreign Service Association/AFSA), organisasi yang mewakili pegawai Departemen Luar Negeri AS.

Menurut laporan media AS, sekitar 30 negara terdampak kebijakan ini, dengan sebagian besar berada di kawasan Afrika. Informasi awal mengenai pemecatan tersebut pertama kali diungkap oleh media Politico. Langkah ini dinilai tidak lazim karena menyasar diplomat karier yang seharusnya relatif independen dari dinamika politik domestik, berbeda dengan duta besar politik yang biasanya berganti seiring pergantian pemerintahan.

Dalam praktik diplomasi AS, pergantian duta besar umumnya dilakukan terhadap pejabat yang ditempatkan di negara strategis atau ibu kota penting, terutama bagi mereka yang ditunjuk sebagai imbalan politik atau dukungan finansial. Namun, pemecatan massal terhadap diplomat karier sebelum masa tugas mereka berakhir atau sebelum pengganti resmi ditetapkan dipandang sebagai langkah yang jarang terjadi.

Asosiasi Layanan Luar Negeri Amerika mengungkapkan keprihatinannya atas keputusan tersebut. Organisasi itu menyatakan telah menerima laporan dari berbagai perwakilan diplomatik AS di luar negeri terkait instruksi mendadak untuk mengosongkan jabatan.

Asosiasi Layanan Luar Negeri Amerika mengatakan telah menerima “laporan yang kredibel dari anggota kami di pos-pos diplomatik di seluruh dunia bahwa beberapa duta besar karier, yang diangkat selama pemerintahan Biden, telah diarahkan melalui panggilan telepon untuk mengosongkan jabatan mereka pada tanggal 15 atau 16 Januari.”

“Tidak ada penjelasan yang diberikan untuk pemecatan ini,” tambah asosiasi tersebut dalam unggahannya di Facebook.

Lebih lanjut, AFSA menilai kebijakan ini berpotensi melemahkan posisi diplomatik AS di mata dunia.

“Memecatkan diplomat senior tanpa alasan yang jelas merusak kredibilitas AS di luar negeri dan mengirimkan sinyal yang menakutkan kepada Dinas Luar Negeri profesional: pengalaman dan sumpah setia kepada Konstitusi dikesampingkan demi loyalitas politik,” katanya.

Di sisi lain, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS menegaskan bahwa pergantian duta besar merupakan hal yang wajar dalam setiap pergantian pemerintahan.

“Seorang duta besar adalah perwakilan pribadi Presiden, dan merupakan hak Presiden untuk memastikan bahwa ia memiliki individu di negara-negara ini yang memajukan agenda ‘America First’,” kata pejabat itu dengan syarat anonim.

Namun demikian, pejabat tersebut tidak memberikan konfirmasi rinci mengenai negara mana saja yang terdampak atau jumlah pasti diplomat yang diberhentikan.

Sejak kembali menjabat, Presiden Donald Trump bersama Menteri Luar Negeri Marco Rubio diketahui melakukan penataan ulang kebijakan luar negeri AS. Fokus utama diarahkan pada pengendalian imigrasi ilegal, pengurangan bantuan luar negeri, serta penghapusan sejumlah kebijakan keberagaman yang sebelumnya diperkuat pada era Presiden Joe Biden. Rubio juga dilaporkan telah mengawasi pemecatan ratusan pegawai Departemen Luar Negeri, sementara Trump menempatkan sejumlah loyalis politik pada posisi diplomatik strategis.

Langkah ini diperkirakan akan membawa dampak signifikan terhadap hubungan bilateral AS dengan negara-negara mitra, terutama di kawasan berkembang, sekaligus memunculkan perdebatan soal independensi dan profesionalisme diplomasi Amerika Serikat ke depan. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *