Diprediksi Musim Hujan, Tebing Akan Longsor Akibat Tambang PT. Batu Berkah Probolinggo
PROBOLINGGO-Warga yang rumahnya berada di dekat sepanjang aliran sungai Pancar Glagas merasa was-was dan khawatir akibat dari aktivitas penambangan pasir dan batu (sirtu) yang dilakukan PT. Batu Berkah Probolinggo. Apalagi sebentar lagi akan menghadapi musim hujan. Seperti biasa, tatkala musim hujan tiba, debit air Pancar Glagas mengalami kenaikan yang signifikan dan sering terjadi banjir besar.
Menurut warga, ketika kegiatan tambang tersebut terus dilakukan maka, beberapa titik tebing tanah di sepanjang pinggiran sungai diprediksi akan mengalami longsor, terjadinya erosi, dan dapat memicu terjadinya pelebaran sungai yang akan membahayakan perumahan penduduk sekitar aliran.
Sesuai No.SK.545/49/124.2/WIU/2023 luar areal atau wilayah yang akan dilakukan kegiatan pertambangan 25,45 ha yang meliputi Desa Glagah, Kecamatan Pakuniran hingga Desa Pandean, Alastengah dan Kalikajar Wetan Kecamatan Paiton. Pertama kegiatan pertambangan ini start dari Desa Glagah, berhubung ada komplain dari Pemdes setempat karena yang ditambang adalah TKD Glagah, akhirnya bergeser ke desa sebelah yaitu Desa Pandean.
Pemerintah Desa Pandean sempat melakukan protes dan menyetop kegiatan ini, namun setelah ada perundingan dan ada konpensasi atau kontribusi dari pihak penambang terhadap warga setempat, akhirnya Pemdes setempat mengijinkan kegiatan tersebut beroperasi kembali.
Terlepas dari itu semua, warga sekitar aliran sungai Pancar Glagas tetap khawatir ketika kegiatan tambang tersebut terus dilanjutkan,”kami sudah sampaikan pada pemerintah desa dampak yang akan terjadi ketika tambang tersebut terus dilakukan namun, apa daya sampai sekarang tidak ada respon apa-apa”, kata sebagian warga Desa Pandean yang enggan disebut namanya.
“Kalau di Desa Kalikajar Wetan tebing yang sebelah barat berdekatan dengan perumahan warga, jika ditambang khawatir akan terjadi longsor”,kata Bebun Kades Kalikajar Wetan.
Hal senada juga disampaikan oleh Ansori Kades Alastengah “Ada beberapa titik lokasi yang memang rawan menimbulkan bencana pada warga ketika tambang dilakukan, tapi kegiatan itu masih berlangsung di Desa Pandean, kalau sudah bergeser pada desa kami, tentunya segala sesuatunya saya serahkan pada warga, mau ditolak apa dilanjut kegiatannya”, katanya saat dikonfirmasi.
“Kalau kami serba repot mas, satu sisi ada warga yang menjual lahannya pada penambang, satu sisi ada warga yang protes, saya posisi saya serba repot”, kata Fathul Wari Kades Pandean (Diko)