Disdikbud Kaltim Bangun Ketahanan Pangan Lewat Kebun Vokasi

SAMARINDA – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menggulirkan program penguatan ketahanan pangan berbasis pendidikan vokasi. Program ini dimulai melalui pemanfaatan lahan sekolah sebagai laboratorium agrikultur dengan menanam komoditas lokal bernilai ekonomi tinggi.
Kepala Bidang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Disdikbud Kaltim, Surasa, menyampaikan bahwa langkah ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar langsung kepada siswa sekaligus membangun keterampilan kewirausahaan di bidang pertanian.
“Kami ingin pendidikan tidak hanya berhenti pada pemahaman konsep, tapi juga melatih siswa untuk mampu menjawab tantangan nyata dalam kehidupan, termasuk soal ketahanan pangan,” ujarnya di Samarinda, Sabtu (26/07/2025).
Sebagai tahap awal, uji coba dilakukan di SMK Al Jabal Nur, Samboja, Kutai Kartanegara, dengan memanfaatkan lahan eks tambang untuk penanaman pisang grecek varietas khas Kaltim yang telah bersertifikasi dari Kementerian Pertanian.
“Meskipun usia tanam baru beberapa bulan, pertumbuhannya cukup menjanjikan. Ini membuktikan lahan eks tambang bisa dikembangkan kembali dengan tepat,” kata Surasa.
Selain pisang grecek, bantuan bibit jeruk purut juga disalurkan. Disdikbud turut menanam kayu endemik Kalimantan seperti ulin, kapur, dan kemiri sunan yang terakhir bahkan diuji coba sebagai bahan baku biodiesel. Menurut Surasa, program ini sejalan dengan pendekatan deep learning yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, yakni menjadikan sekolah sebagai pusat kreasi dan produksi.
Siswa SMK dilibatkan secara menyeluruh, mulai dari proses pembibitan, penanaman, perawatan, hingga panen. Harapannya, lulusan SMK tak hanya siap kerja, tetapi juga siap menciptakan lapangan kerja melalui inovasi agribisnis.
“Anak-anak diberi pemahaman soal pengelolaan usaha pertanian dari hulu ke hilir. Ini pengalaman hidup yang tidak mereka dapatkan dari teori semata,” jelasnya.
Ke depan, program ini akan dikembangkan menuju tahap industrialisasi produk, bukan hanya sebatas praktik pertanian dasar. SMK Al Jabal Nur dipilih sebagai proyek percontohan karena memiliki luas lahan yang memadai—sesuatu yang menjadi tantangan bagi banyak SMK lainnya.
“Kami ingin semua sekolah punya akses setara terhadap kualitas pendidikan. Ini amanat konstitusi, dan kami akan terus mendorong kolaborasi antarsekolah,” tegas Surasa. []
Penulis: Nur Quratul Nabila | Penyunting: Enggal Triya Amukti | ADV Diskominfo Kaltim