Diskominfo Kaltim Dorong Inklusi Digital Lewat Gartispol

SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) terus memperkuat komitmennya dalam membangun masyarakat digital melalui peluncuran program Gartispol Internet Desa. Inisiatif yang digagas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim ini menyasar penyediaan layanan internet gratis di ratusan desa sebagai upaya menjembatani kesenjangan teknologi antara perkotaan dan pedesaan.
Kepala Diskominfo Kaltim, Muhammad Faisal, mengungkapkan bahwa pada tahun 2025, sebanyak 841 desa ditargetkan memperoleh akses internet secara gratis. Hal tersebut ia sampaikan dalam sesi talkshow di Radio Heartline, Samarinda, Selasa (10/06/2025). “Target kami tahun ini adalah 841 desa sudah terpasang internet gratis. Satu desa, satu titik akses internet. Kami optimistis ini bisa rampung sebelum akhir tahun,” ujar Faisal.
Program ini dirancang dalam dua tahap. Pada tahap awal, pemasangan internet akan dilakukan di 716 desa menggunakan anggaran murni tahun berjalan. Sementara sisanya, sebanyak 125 desa, akan direalisasikan melalui anggaran perubahan.
Pemasangan internet akan difokuskan pada titik-titik strategis di setiap desa, seperti kantor desa, sekolah, puskesmas pembantu, dan creative hub—pusat kegiatan berbasis digital yang mendukung ekonomi kreatif lokal. Penempatan fasilitas ini disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing wilayah.
Namun, tantangan teknis di lapangan, seperti keterbatasan jaringan fiber optik dan belum tersedianya infrastruktur listrik di beberapa desa, menjadi perhatian tersendiri. Untuk mengatasinya, Diskominfo Kaltim telah menyiapkan sejumlah solusi berbasis teknologi alternatif. “Kami siapkan langkah-langkah solutif. Untuk desa yang belum terjangkau kabel fiber optic, akan digunakan jaringan wireless dan satelit. Bahkan untuk desa yang belum memiliki akses listrik, akan dimanfaatkan tenaga surya,” jelas Faisal.
Ia menambahkan bahwa keberadaan internet bukan hanya membuka konektivitas digital, tetapi juga membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat desa. Pemerintah berharap akses ini dapat dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan literasi digital, serta memperkuat pelayanan publik, termasuk layanan administrasi, pendidikan jarak jauh, kesehatan digital, hingga promosi produk UMKM secara daring.
Meski demikian, Faisal menekankan pentingnya kesadaran dalam penggunaan layanan internet tersebut. “Transformasi digital harus dijalankan dengan kesadaran dan literasi digital. Kami mengingatkan agar internet gratis ini digunakan untuk hal-hal yang produktif dan bermanfaat, bukan disalahgunakan,” tegasnya.
Melalui program ini, Pemprov Kaltim berupaya membentuk ekosistem digital yang inklusif dan merata, di mana desa tidak lagi menjadi wilayah tertinggal dalam pemanfaatan teknologi informasi. Kolaborasi antarsektor pun terus dibangun guna memastikan keberlanjutan program ini ke depan.
Dengan kondisi geografis yang luas dan topografi yang menantang, Kalimantan Timur membutuhkan strategi digital yang adaptif dan merata. Hadirnya layanan internet desa diharapkan dapat memperkuat kemandirian masyarakat dalam mengakses informasi, membuka peluang usaha, dan menjangkau dunia global dari pelosok desa. []
(NUR/ENG/ADV/DISKOMINFOKALTIM)