Dispora Fokus Tingkatkan Kenyamanan Fasilitas GOR

ADVERTORIAL – Kebutuhan akan fasilitas olahraga yang layak dan nyaman menjadi sorotan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, seiring intensitas pemanfaatan Gedung Serbaguna di kompleks GOR Kadrie Oening yang terus meningkat. Gedung yang telah digunakan sejak Pekan Olahraga Nasional (PON) 2008 ini kini memasuki masa kritis akibat usia pakai dan kerusakan fisik yang kian nyata.

Melihat situasi tersebut, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim) menginisiasi rencana pembenahan gedung tersebut sebagai bagian dari langkah strategis menghadapi padatnya agenda kegiatan olahraga maupun sosial. Salah satu agenda besar yang menjadi perhatian utama ialah penyelenggaraan Piala Gubernur Kaltim 2025 untuk cabang olahraga bola basket.

Kepala UPTD Pengelolaan Prasarana Olahraga (PPO) Dispora Kaltim, Junaidi, menyebutkan bahwa gedung tersebut menjadi fasilitas penting yang harus segera ditangani agar tetap bisa berfungsi secara optimal. “Saat ini kita sedang memasuki musim kompetisi rutin, salah satunya Piala Gubernur untuk cabang olahraga basket yang rencananya kembali digelar di GOR Kadrie Oening,” ujarnya saat diwawancarai secara resmi di kantor Dispora Kaltim, Jumat (25/7/2025).

Berbeda dari fasilitas olahraga lainnya, Gedung Serbaguna ini dirancang sebagai bangunan multifungsi. Artinya, selain pertandingan olahraga seperti basket dan futsal, tempat ini juga sering digunakan untuk kegiatan sosial, keagamaan, bahkan hiburan. “Karena ini gedung serbaguna, maka fasilitasnya memang harus fleksibel. Bisa digunakan untuk futsal, acara sosial, keagamaan, dan kegiatan lainnya. Maka kami berusaha menyediakan fasilitas yang sifatnya knockdown atau bisa dibongkar pasang sesuai kebutuhan,” jelasnya.

Salah satu pembenahan utama yang menjadi prioritas ialah peningkatan kualitas lantai lapangan agar sesuai dengan standar pertandingan bola basket. Untuk mendukung ini, Dispora telah mengajukan proposal melalui Anggaran Biaya Tambahan (ABT) 2025. “Mudah-mudahan tahun ini melalui ABT 2025, kami bisa menambah fasilitas berupa lantai khusus untuk lapangan basket serta melakukan beberapa perbaikan lainnya. Salah satunya adalah perbaikan atap karena di bagian tengah masih ada kebocoran,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Junaidi menjelaskan bahwa kerusakan atap dan struktur bangunan menjadi tantangan tersendiri yang memerlukan teknik dan peralatan khusus. “Gedung ini sudah dipakai sejak PON 2008. Jadi wajar kalau sekarang mulai ada bagian-bagian yang keropos dan perlu diperbaiki. Tapi untuk mendeteksi kerusakan di atap itu tidak mudah, apalagi jika terjadi di sambungan atau bagian yang sudah berkarat,” ujarnya.

Sementara itu, Dispora belum memiliki alat penunjang seperti lift khusus atau alat panjat, sehingga selama ini pekerjaan dilakukan dengan menyewa scaffolding ukuran besar. “Kami tidak punya peralatan khusus untuk pekerjaan di ketinggian. Biasanya kami hanya menyewa scaffolding, tapi itu pun harus berukuran besar karena atap gedungnya cukup tinggi dan berisiko,” katanya.

Keterbatasan anggaran pemeliharaan turut memperlambat proses renovasi menyeluruh. Beberapa perbaikan, menurut Junaidi, masih harus menunggu dukungan anggaran tambahan dari pemerintah. “Untuk perawatan rutin, anggaran kami memang tidak terlalu besar. Jadi beberapa perbaikan besar harus menunggu dukungan dari anggaran tambahan atau program lainnya,” tutup Junaidi.

Pemerintah berharap, dengan terealisasinya pembenahan ini, seluruh pengguna fasilitas baik atlet, pelatih, maupun masyarakat umum dapat merasa lebih nyaman dan aman. Terlebih, keberadaan gedung ini telah menjadi titik sentral kegiatan masyarakat, yang memadukan fungsi olahraga dan sosial secara bersamaan. Keberlanjutan penggunaannya menjadi bukti penting bahwa sarana publik perlu terus dirawat agar tetap memberi manfaat bagi generasi berikutnya. []

Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aulia Setyanigrum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *