Dispora Kaltim Dorong Survei Kelayakan Infrastruktur Stadion Madya
04/07/2025
ADVERTORIAL – Usia lapangan Stadion Madya Kadrie Oening yang sudah mendekati dua dekade memunculkan kebutuhan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi teknis fasilitas tersebut. Meski selama ini masih dapat difungsikan, pengujian atas kelayakan media lapangan dan sistem drainase dinilai penting dilakukan guna menjamin performa optimal ke depan.
Hal ini disampaikan Kepala Seksi Stadion Madya UPTD Pengelolaan Prasarana dan Sarana Dispora Kalimantan Timur, Entje Achmad Zubairy, yang menekankan bahwa sistem penyerapan air dari lapangan erat kaitannya dengan fungsi drainase bawah yang seharusnya bekerja maksimal.
“Kalau setahu saya kalau lapangan itu kan, dia bisa menyerap air gitu, kalau misalnya memang untuk menyerap air itu kan berarti, drainase yang di bawah itu kan harus betul,” ujarnya saat ditemui di Kadrie Oening Tower Samarinda, Kamis (03/07/2025) siang.
Menurut Zubairy, sejak stadion dibangun pada 2008, belum pernah dilakukan tindakan pemeliharaan besar yang mencakup pengupasan atau pembenahan menyeluruh pada bagian media tanah maupun drainase. Ia menilai usia lapangan yang sudah cukup lama merupakan pertimbangan penting dalam menentukan kelayakan fasilitas ini ke depan.
“Nah, lapangan ini kan mulai 2008 ya, 2008 sampai sekarang ini kan 2025, mungkin akhir, hampir-hampir 20 tahun, sudah, itu kan belum ada yang ibaratnya pemeliharaan sampai harus mengupas itu kan, ini agak banyak, kita harus mengupas itu belum ada, artinya, usianya itu sudah, sudah lumayan, lah,” jelasnya.
Meski demikian, ia tidak serta-merta menyatakan bahwa kondisi lapangan saat ini tidak layak digunakan. Zubairy menegaskan bahwa diperlukan pengujian dan kajian teknis terlebih dahulu untuk memastikan sejauh mana kemampuan media lapangan dalam menyerap air masih berfungsi normal.
“Bukan tidak layak, memang harus diuji dulu, medianya ini masih layak apa enggak, gitu, memang harus, perlu uji dulu, mesti di-survei dulu, mesti dipakai konsultan dulu, ini medianya masih layak apa enggak, kalau memang nggak layak baru itu harus diganti,” terangnya.
Dalam menanggapi adanya genangan air yang kadang terjadi saat hujan deras, Zubairy menjelaskan bahwa perlu dilakukan identifikasi teknis untuk mengetahui apakah hal itu disebabkan oleh tersumbatnya saluran drainase atau kerusakan pada lapisan tanah. Ia menilai asumsi kerusakan permanen tidak bisa disimpulkan tanpa analisis lebih lanjut.
“Kalau yang tergenang itu kan karena drainasenya gimana, atau sudah, apakah ada kendala di drainasenya, itu aja, kaitannya sama usia tadi, mungkin drainasenya hari ini ketutup, kah atau apa kan, atau ada medianya yang di situ yang sudah rusak atau gimana, kan, kita nggak tahu,” katanya.
Meski ada beberapa kendala teknis yang perlu diperhatikan, secara umum Zubairy menilai lapangan masih dalam kondisi yang layak digunakan. Ia menyebut bahwa tidak ada genangan air yang signifikan pada permukaan lapangan saat ini.
“Tapi kalau untuk yang disana mungkin nggak seberapa tergenang, yang saya tahu ya nggak seberapa tergenang, masih bagus,” tutupnya.
Pernyataan ini memperlihatkan pentingnya perawatan jangka panjang bagi infrastruktur olahraga yang telah berusia puluhan tahun. Evaluasi menyeluruh dan dukungan teknis menjadi langkah penting agar stadion tetap dapat dimanfaatkan dengan optimal oleh masyarakat dan atlet di Kalimantan Timur.[]
Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aulia Setyaningrum